Camry tidak hanya dibeli oleh konsumen perorangan. Toyota juga menjual mobil tersebut ke perusahaan hingga pemerintahan.
"Pemesan Camry itu dari pemilik Camry lama juga ada, ada juga dari merek lain di kelas yang sama, atau bahkan dari kelas Corolla naik ke Camry juga ada. Tapi yang menarik Camry itu kebanyakan perusahaan dan government, itu lebih dari 60 persen," kata Direktur Marketing TAM, Anton Jimmi, belum lama ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari tiga (pemesanan) mobil, dua mobil itu dari pemerintah, ya (pejabat) eselon tertentu lah (yang pakai Camry)," sebutnya.
Namun, pemerintah hanya memesan Camry konvensional, bukan Camry hybrid. Alasannya karena harga Camry Hybrid yang lebih mahal.
"Karena LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang Jasa Pemerintah) ada maksimal harga di Rp 700 juta. Kalau hybrid kan di atas Rp 700 juta, walaupun mungkin government penginnya yang hybrid," kata Anton.
Baca juga: Bekas Mobil Menteri yang Kian Sangar |
Sekadar diketahui, Toyota menawarkan Camry dengan pilihan tipe mesin biasa dan hybrid. Untuk Camry konvensional ditawarkan dua tipe yaitu 2.5 G dengan harga Rp 613.350.000 dan 2.5V seharga Rp 646.650.000. Sementara Camry Hybrid harganya Rp 806,6 juta.
"Camry sih bagus banget demand-nya, jauh dari ekspektasi. Karena kan Camry itu tahun lalu 100-an (per bulan) mungkin (ekspektasinya) naik 10-20 persen lah. Ternyata SPK (pemesanan) dua kali lipat. SPK 200 dalam Januari, Februari ini saya lihat 200 lagi. Kita harus say sorry ke konsumen Camry, nunggunya agak lama, 2-3 bulan. hybrid mungkin masih lebih lama. Di Januari itu 20 persen hybrid, sebelumnya itu 9 persen, naik 10 persen," kata Anton. (rgr/ddn)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?