Saat ditanyakan, Sukiyat mengaku tidak tahu-menahu soal Esemka yang saat ini sepertinya sudah siap masuk ke industri. Sebab, Sukiyat saat ini telah banting setir menggarap mobil pedesaan yang diluncurkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2018, Agustus lalu.
"Saya tidak tahu-menahu (soal Esemka saat ini yang kabarnya siap diproduksi massal). Saya sudah fokus ke AMMDes (Alat Mekanis Multiguna Pedesaan/mobil desa). Saya dengan mobil Esemka ini saya tidak ikut-ikut," kata Sukiyat kepada detikOto melalui sambungan telepon, Rabu (24/10/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Penggagas Esemka Ditinggal Proyek Esemka |
Kini, fokus Sukiyat ada pada kendaraan pedesaan yang akan rencananya diproduksi massal Januari 2019 mendatang. Sukiyat menggarap kendaraan pedesaan agar tidak kesulitan jika bersaing langsung dengan produsen otomotif raksasa yang sudah lama ada di Indonesia.
"Saya berpikir mau mengambil kendaraan lapis bawah, yang tidak disentuh oleh produsen-produsen besar. Kedua, saya dari keluarga petani, saya berpikir supaya pak tani selain menanam padi di waktu selang harus ada kerjaan yang bisa disambi, misalnya giling jerami untuk pakan ikan dan sebagainya. Ini kan turut membantu pertumbuhan ekonomi di daerah-daerah," ucap Sukiyat.
Baca juga: Jokowi Buka-bukaan Soal Cikal Bakal Esemka |
Kendaraan pedesaan yang digarap Sukiyat bersama PT Kiat Mahesa Wintor Indonesia ini selain berfungsi sebagai kendaraan juga mempunyai fungsi lain. Misalnya, kendaraan bisa menggiling jerami, menjernihkan air, dan sebagainya.
"Dengan alat yang saya buat ini akan sangat membantu masyarakat desa. Maka pemerintah saya mohon untuk dari segala lini ikut membantu kelancaran AMMDes supaya bisa dipakai masyarakat, tidak memberatkan masyarakat desa," ucap Sukiyat.
Baca juga: Penampakan Pikap di Pabrik Esemka Boyolali |
Sementara itu, kembali ke soal Esemka, Sukiyat sebagai penggagas Esemka pada awalnya membantu anak-anak Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) membuat mobil dengan tujuan utama untuk mentransfer ilmu.
"Saya yang membuat, tujuannnya mentransfer ilmu. Transfer ilmu supaya anak SMK itu mandiri, optimis untuk membanggakan bahwa dia bisa," kata dia.
Sukiyat juga telah membuat 9 unit prototipe mobil Esemka yang sekarang tersimpan di Solo dan Klaten. Dulu, belum ada nama mobil seperti Garuda I, Rajawali, Digdaya dan sebagainya di prototipe mobil Esemka buatannya. Menurut Sukiyat, kesembilan unit prototipe mobil Esemka itu namanya cuma Kiat Esemka.
"Sembilan unit ada pick up, double cabin, SUV. Semua namanya Kiat Esemka," cerita Sukiyat. (rgr/lth)
Komentar Terbanyak
Heboh Polantas Tanya 'SIM Jakarta', Begini Cerita di Baliknya
Duh! Ojol Ancam Mau Demo Sebulan Sekali
Sertifikat Kursus Nyetir Jadi Syarat Bikin SIM, Gimana kalau Belajar Sendiri?