Berdasarkan penelitiannya, bila seluruh potensi di Tanah Air dimanfaatkan dengan baik, pada tahun 2030 Indonesia sangat mampu menjadi pemain utama untuk mobil konvensional dan mobil listrik atau electric vehicle (EV).
Berdasarkan hal tersebut, Indonesia langsung ambil tindakan dan melakukan berbagai percepatan di sektor otomotif. Begitulah yang dikatakan oleh Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan (Ditjen ILMATE) Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Putu Juli Ardika, di acara Forum Diskusi Kendaraan Listrik bersama detikcom dan CNN Indonesia, Jakarta, Kamis (4/10/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"AT Kearny juga mengatakan, berdasarkan kajiannya Indonesia pada tahun 2030 akan menjadi pemain utama di produksi dan ekspor kendaraan konvensional (bermesin ICE atau Internal Combustion Engine) maupun pada Electrified Vehicle (EV). Ini yang menjadi salah satu champion kita dalam program Making Indonesia 4.0," lanjutnya.
Jadi, kalau seluruh potensi yang Indonesia miliki maka negeri ini tak hanya menjadi konsumen atau penonton saja. "Tapi kita bisa jadi pelaku utama sekaligus pemasok ekspor," ungkap Putu.
Making Indonesia 4.0 ialah sebuah roadmap (peta jalan) yang sudah dirancang oleh Kementerian Perindustrian untuk mengimplementasikan sejumlah strategi dalam memasuki era Industry 4.0. Guna mencapai sasaran tersebut, langkah kolaboratif ini perlu melibatkan beberapa pemangku kepentingan, mulai dari institusi pemerintahan, asosiasi dan pelaku industri, hingga unsur akademisi.
Dalam mencapai hal tersebut sektor industri nasional perlu banyak pembenahan terutama dalam aspek penguasaan teknologi yang menjadi kunci penentu daya saing di era Industry 4.0. Adapun lima teknologi utama yang menopang pembangunan sistem Industry 4.0, yaitu Internet of Things, Artificial Intelligence, Human-Machine Interface, teknologi robotik dan sensor, serta teknologi 3D Printing.
Berdasarkan Global Competitiveness Report 2017, posisi daya saing Indonesia berada di peringkat ke-36 dari 100 negara. Naik sebesar 5 peringkat dibanding dua tahun sebelumnya.
Semua negara masih mempelajari implementasi sistem Industry 4.0, sehingga dengan penyiapan peta jalannya, Indonesia berpeluang menjadi pemain kunci di Asia. "Kita melihat banyak negara, baik yang maju maupun berkembang, telah menyerap pergerakan ini keagenda nasional mereka dalam rangka merevolusi strategi industrinya agar semakin berdaya saing global. Dan, Indonesia siap untuk mengimplementasikan," ucap Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto. (ruk/ddn)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?