"Kami bukan menolak ya, kami tetap mendukung apa yang sudah ditetapkan pemerintah, tapi kami melihat disini ada sedikit tidak tepat sasaran," ujar CEO Ferrari Jakarta Arie Christopher kepada detikOto.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika larangan impor itu berlaku, maka jelas Ferrari akan terkena dampaknya, karena hampir semua line up mobil menggunakan mesin berkapasitas di atas 3.000 cc. "Kami paling kecil 3.800 cc," ujarnya.
Wacana larangan impor itu kembali dikemukakan Wakil Presiden Jusuf Kalla. JK meminta produk-produk impor mewah disetop untuk mengatasi pelemahan rupiah. JK mencontohkan mobil Ferrari, Lamborghini hingga tas Hermes harus disetop impornya.
"Barang lux contohnya, mungkin jumlahnya tidak besar tapi perlu untuk meyakinkan masyarakat suasana ini suasana berhemat. Tak usah Ferrari, Lamborghini masuk dalam negeri, tak usah mobil-mobil besar, yang mewah-mewah," ujar JK di Kantor Wapres, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Selasa (4/9/2018).
Kapasitas Mesin Besar Tidak Bisa Dijadikan Acuan Mobil Mewah
Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikindo), Jongkie Sugiharto sebelumnya mengkritisi acuan pemerintah dalam mengkategorikan mobil mewah yang tidak boleh diimpor. Sebab, ukuran kapasitas mesin mobil yang menggunakan satuan sentimeter kubik (cc) tidak bisa dijadikan indikatornya.
"Begini deh, mobil seperti apa yang disebut mobil mewah? Apakah berharga Rp 1 miliar sudah dibilang mewah, atau Rp 10 miliar? Karena cc itu tidak bisa dijadikan acuan (untuk mengukur kemewahan suatu mobil) saat ini," katanya.
"Karena dengan teknologi sekarang cc kecil itu bisa kencangnya bukan main namun sangat irit. Bandingin deh mobil-mobil kecil sekarang dengan teknologi terkini dan elektronik yang super canggih bisa kalahkan mobil 5.000 cc," lanjut Jongkie.
Jadi, saat ini ukuran cc tidak bisa dijadikan parameter untuk menilai suatu mobil tergolong mewah atau tidak. "Kalau mau ya berdasarkan harga," tandasnya.
Jongkie juga mengatakan bahwa untuk volume, mobil mewah yang berharga Rp 1 miliar ke atas masih sedikit di Indonesia. "Saya sih oke saja, tak apa. Kita (Gaikindo) juga tidak keberatan karena pasar mobil tersebut juga kecil. Kalau ingin disetop, ya silahkan saja. Namun saya katakan ini pasarnya kecil sekali," tegasnya.
(ddn/ddn)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah