Hal tersebut dikatakan oleh Direktur Administrasi, Corporate & External Affairs PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam ketika dihubungi detikOto. Katanya, bila industri telah memiliki hubungan yang sangat kuat kepada UKM selaku supplier tier 2 sampai 3, industri tersebut tentu sudah kokoh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Maka, sejauh ini hubungan kita dengan serikat pekerja sangat baik, karena kan juga ini sudah puluhan tahun bersama. Sudah paham satu sama lain," lanjutnya.
Bob juga memaparkan bahwa tiap supplier Toyota (tier 1) sudah memiliki standar yang sesuai dengannya. Mulai dari quality product, cost, delivery, complience, serta hal kompleks lainnya. "Dari Toyota juga sudah ada kualifikasi sendiri agar mereka sustain, misalkan menjaga complience-nya, mendidik SDM mereka seperti diberikan sertifikat, dan lain hal lainnya," ucapnya.
Dikesempatan yang sama, Bob juga memaparkan bahwa kejadian di Hari Buruh Nasional yang berlangsung kemarin, Selasa (1/5/2018) yang melibatkan Toyota Indonesia adalah salah satu dari sekian banyak supplier supplier-nya Toyota. Maksutnya adalah, mereka menyuplai ke supplier Toyota yang berada di tier satu.
"Itu supplier suplliernya kami, maksudnya dia mensupply ke supplier lagi, nah baru ke Toyota. Jadi bukan serikat resmi kami langsung. Ini berada di tier dua atau tiga gitu, lah," kata Bob.
Terkait mengatas namakan Toyota terkait masalah ke supplier tersebut, Bob tidak ingin berkomentar. Ia hanya mengatakan bahwa sebenarnya itu sudah ranah dari business to business (B to B).
"Ini urusannya sudah business to business. Namun kita sudah sering bilang kepada supplier bahwa mereka harus complience, mendidik SDM-nya. Ini tuh sangat penting sebagaimana quality dan product," ujar Bob.
Toyota sendiri sudah memiliki sekitar 105 supplier yang berada di tier 1. Kalau ditarik garis panjang yakni menyertakan tier 2 dan 3, jumlah tersebut bisa jadi langsung melambung tinggi mencapai ratusan ribu.
"Kita selalu perhatikan quality product, cost, delivery, complience, dan hal lainnya karena kan Toyota ini juga melakukan ekspor. Nah kalau ekspor terganggu, kepercayaan konsumen juga terganggu. Karenanya kita ketat," tutupnya. (ruk/lth)












































Komentar Terbanyak
Mobil Nasional Bikinan RI Bakal Dijual di Bawah Rp 300 Juta
Intip Garasi Bos Bea Cukai yang Janji Berbenah usai Diancam Purbaya
Perpanjang STNK Tanpa KTP Pemilik Lama, Bea Balik Nama Mobil Bekas Dihapus