Nissan, misalnya, menawarkan beberapa teknologi ramah lingkungan berupa hybrid, e-Power, dan listrik sepenuhnya. Pabrikan asal Jepang itu beberapa kali gencar memperkenalkan teknologi e-Power, mobil listrik yang masih menggunakan mesin bakar untuk menghasilkan tenaga listrik yang disimpan ke baterai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau boleh dengan skema CBU, mendapat keringanan pajak segala macam, berarti kita bisa masukan (mobil listrik) dengan cepat," kata General Manager Marketing Strategy Nissan Motor Indonesia (NMI), Budi Nur Mukmin, di Ubud, Bali.
Sebab, kata Budi, kalau mobil listrik harus diproduksi di Indonesia, prosesnya bakal lebih lama. Pabrikan harus menyiapkan pabrik beserta line perakitan mobil listriknya.
"Kalau pemerintah ingin elektrifikasi, saya pikir CBU adalah solusi lebih cepat. Karena CKD prosesnya lebih panjang. Tapi apakah CBU atau CKD balik lagi ke pemerintah," katanya. (rgr/ddn)












































Komentar Terbanyak
Ketemu Fortuner Berstrobo Arogan di Jalan, Viralin!
Perang Harga Mobil China di Indonesia: Merek Lain Dibikin Ketar-ketir
Apakah Pertalite Mengandung Etanol?