Maksudnya zero pressure di sini adalah, saat ban bocor dan kehilangan tekanan angin, ban itu masih bisa melaju di kecepatan tertentu dalam jarak tertentu. Biasanya, ban jenis itu direkomendasikan bertahan dengan kecepatan maksimal 80 km/jam dalam jarak 80 km.
Apa bedanya jenis ban tersebut dengan ban biasa? PDP Business Manager Michelin Indonesia, Refil Hidayat mengatakan, perbedaannya ada pada kekuatan di dinding ban.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kenapa dibatasi kecepatan dan jaraknya? Menurut Refil, itu menyangkut alasan keselamatan.
"Karena pada saat sudah kehilangan angin, yang akan menanggung beban dan speed itu totally di ketebalan dinding itu. Pada saat speeding lebih, dikhawatirkan tidak kuat menanggung beban dan speed-nya," ucap Refil.
Refil menyebut, jika bocor atau rusaknya ada di bagian tapaknya, maka ban itu bisa diperbaiki. Namun jika rusaknya di bagian dinding, Refil tidak menyarankan ban itu diperbaiki, sebaiknya langsung diganti saja. Apa alasannya? Simak di artikel detikOto berjudul 'Ban yang Bocor di Dindingnya Tidak Disarankan Diperbaiki'. (rgr/lth)












































Komentar Terbanyak
Isi Garasi Anggota DPR yang Bilang 'Sok Paling Aceh' dan 'Cuma Nyumbang Rp 10 M'
Malaysia Tolak Tawaran Bank Dunia, Harga Bensin RON 95 Tetap Rp 8.000!
Mobil Nasional Bikinan RI Bakal Dijual di Bawah Rp 300 Juta