"Bocor disamping harus diganti. Itu berhubungan dengan konstruksi ban," kata PDP Business Manager Michelin Indonesia, Refil Hidayat saat ditemui di Sirkuit Sentul, Bogor, Jawa Barat.
Saat ini, banyak ban berteknologi radial. Jika ban radial itu dibongkar, akan terlihat lapisan-lapisan bannya mulai dari benang sampai baja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian, profil atau dinding ban biasanya akan naik-turun seperti suspensi ketika digunakan. Ketika bagian dinding ban rusak, dan benang pada bagian itu putus sementara ban bekerja naik-turun seperti suspensi terus, maka akan membahayakan.
"Misalnya lari di tol, terus ada tambalan di samping, di titik tertentu ban itu tidak enggak kuat naik-turunnya, bisa meledak bannya. Lebih parah kalau yang meledak itu ban belakang, bisa keguling mobil dia. Makanya kita tidak rekomen untuk me-repair ban yang bocor di dindingnya. Karena enggak akan kuat," kata Refil.
"Kalau (bocornya) di tapak masih bisa di-repair, tapi melihat kondisinya. Kita merekomendasikan maksimal lebar lubangnya itu 6 mm. Kalau lebih dari itu kita enggak rekomen untuk repair. Karena sudah terlalu banyak kerusakan strukrurnya," tambahnya. (rgr/lth)












































Komentar Terbanyak
Isi Garasi Anggota DPR yang Bilang 'Sok Paling Aceh' dan 'Cuma Nyumbang Rp 10 M'
Malaysia Tolak Tawaran Bank Dunia, Harga Bensin RON 95 Tetap Rp 8.000!
Mobil Nasional Bikinan RI Bakal Dijual di Bawah Rp 300 Juta