Gaikindo: Oli di Bengkel Resmi Sudah Teruji Kualitasnya

Gaikindo: Oli di Bengkel Resmi Sudah Teruji Kualitasnya

M Luthfi Andika - detikOto
Rabu, 07 Des 2016 15:52 WIB
Ilustrasi penggantian oli (Foto: detikcom)
Jakarta - Pabrikan mobil memberikan rekomendasi oli yang biasanya merupakan oli resmi pabrikan kepada konsumen pengguna mobilnya. Hal ini diprotes oleh para produsen oli yang merasa kesulitan menjual oli mereka di bengkel resmi.

Menurut Sekjen Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Kukuh Kumara, pabrikan melakukan itu untuk kebaikan konsumen masing-masing pabrikan.

"Jadi setiap pabrikan itu sudah memiliki pilihan sendiri (untuk pelumasnya-Red), karena pelumas pilihan pabrikan ini, sebenarnya sudah dilakukan pengujian," ujar Kukuh.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kukuh menambahkan pengujian pelumas yang dilakukan oleh pabrikan itu bermacam-macam. "Karena masing-masing merek, sudah mempunyai rekomendasi masing-masing. Jadi pelumas apa yang digunakan, ini pilih agar mesinnya bisa tetap lebih baik. Dan kalau SNI ditentukan harusnya melindungi kepentingan itu tadi, memenuhi syarat untuk kondisi di Indonesia. Jangan sepihak, nanti repot lagi, selain itu acuannya kemana?" ujar Kukuh.

"Karena ini (pelumas yang dipilih pabrikan-red) sudah diuji untuk ratusan ribu km, diuji untuk durability dan lain-lain. Ini pengujiannya macam-macam, misalnya suhu, situasi kondisi jalan, dan kalau ada pelumas baru masuk ke dalam diler resmi, itu sudah diuji belum?" kata Kukuh.

Sebelumnya asosiasi produsen, distributor, importir oli mengeluhkan susahnya masuk ke bengkel resmi pabrikan. Mereka merasa tidak bisa bersaing secara sehat dengan oli resmi buatan pabrikan.

Menurut Ketua Umum Perhimpunan Distributor, Importir, dan Produsen Pelumas Indonesia (Perdippi) Paul Toar, pabrikan mobil terutama pabrikan Jepang selalu mengancam akan menghapus garansi mesin jika konsumen menggunakan oli di luar oli resmi.

"Praktik mengaitkan wajib penggunaan pelumas genuine APM Jepang dengan masa garansi mesin di bengkel berlanjut dijual sampai ke after market," ujarnya di Jakarta.

Orang nomor satu di produsen oli TOP 1 ini menambahkan hal ini menyebabkan persaingan usaha yang tidak sehat. "Dan cenderung mengarah ke oligopoli," ujarnya.

(lth/ddn)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads