Karenanya, antrean di SPBG Jakarta menjadi panjang akibat pengisian BBG TransJakarta yang memakan waktu lama. Sebab, bus transJakarta memiliki kapasitas pengangkutan BBG yang cukup besar.
Untuk mengurangi antrean panjang itu, PT Perusahaan Gas Negara (PGN) bakal menambah jumlah dispenser dalam satu SPBG. Sebab, satu SPBG di Jakarta saat ini hanya memiliki dua buah dispenser.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ridha menjanjikan, jika permintaan BBG semakin meningkat, jumlah dispenser itu akan ditambah. Tapi, sampai saat ini Ridaj menyediakan dua sampai tiga dispenser dalam satu SPBG karena permintaannya yang masih kecil.
"Semakin kebutuhannya banyak, semakin kita tambah biasanya kita cadangkan sampai enam. tapi selama ini kita sediakan tiga dulu, kalau semakin banyak antreannya semakin kita tambah. Kan kita tidak mungkin langsung enam kalau kosong semua," beber Ridha.
Sementara itu, kendala pembangunan SPBG saat ini adalah keterbatasan lahan. Sebab, lahan kosong yang dilalui pipa gas di Indonesia masih sedikit.
Namun, menurut Ridha, untuk membangun satu buah SPBG, pihaknya perlu menggelontorkan dana Rp 15 sampai 20 miliar. Namun, biaya itu di luar pembelian lahan.
"Biaya pembuatan satu SPBG itu kemarin antara Rp 15-20 miliar. Tapi itu di luar tanah. Karena harga tanah berbeda," ujarnya.
(rgr/ddn)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?