"Pasar lesu. Mulai dari pileg, pilpres. Mungkin pengaruh dolar juga," ujar Senior Marketing Viva Auto Sport Pondok Indah Bramastanto Eka kepada detikOto di Jakarta.
Menurut Eka, beberapa konsumen tetapnya dari kalangan pengusaha tambang mungkin mulai berpikir dua kali untuk membeli mobil mewah. Sebab, mereka harus memikirkan kondisi usaha mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penurunan penjualan itu sudah mulai dirasakan mulai 2013 lalu. "2012 konsumen nanya harga, kita bisa deal. 2013 yang nelpon nanya mobil, nanya harga abis itu ngilang. 2014 yang nanya mobil juga jarang," ujar Eka.
Menurutnya, penjualan tahun 2014 ini turun hingga setengahnya dari penjualan 2012. Untuk menyiasatinya, Viva Auto Sport harus memasang iklan di salah satu media. Penjualan CBU bekas pun dilakukan demi menjaga keuntungan.
"Akhirnya kita main second-second built up. Yang penting showroom enggak kosong," lanjut Eka.
Hal senada juga dirasakan showroom lain di wilayah Pondok Indah, Jakarta Selatan. Salah seorang sales Safira Auto, Hudy, menuturkan, penurunan penjualan CBU mencapai 30 persen.
"Minat ada, duit ada, keinginan untuk belinya (yang tidak ada). Kalau dulu pejabat (sering beli CBU), sekarang kalangan pengusaha dan profesional saja. Pejabat hampir enggak ada," ujar Hudy.
"Dulu Vellfire sebulan bisa empat. Sekarang sih satu per bulan," lanjutnya.
Auto One pun merasakan hal yang sama. Menurut salah satu sumber detikOto di Auto One, turunya penjualan CBU tahun ini mirip dengan penjualan agen pemegang merek (APM).
"Gara-gara ekonomi, pemilu. Penurunan ATPM Toyota saja 30 persen. Kalo kita kurang lebih mirip-mirip," ujar sumber yang tidak ingin disebut namanya itu.
(rgr/ddn)
Komentar Terbanyak
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Ini Dampak Buruk Andai Tarif Ojol Naik 8-15 Persen di Indonesia
Biaya Tes Psikologi Naik, Perpanjang SIM Bakal Keluar Duit Segini