Pabrikan mobil asal Jerman BMW memprediksi dampak kenaikan dari pajak penjualan barang mewah (PPnBM) terhadap kendaraan mewah tidak akan begitu terasa.
Soalnya mobil BMW terpopuler di Indonesi mengadopsi mesin bensin di bawah 3.000cc. Sedangkan mesin diesel di atas 2.500 volume penjualannya tidak terlalu signifikan dibandingkan mobil bensin di bawah 3.000cc.
"Mesin BMW kebanyakan di bawah 3.0 liter. Semua mobil CKD di bawah 3.0 liter. Mobil kita yang terkena dampak PPnBM sangat kecil. Hanya tipe M, 750, 760, 650 tapi itu juga pasarnya kecil jadi tidak ada pengaruhnya ke BMW," yakin Presiden Direktur BMW Group Indonesia Ramesh Divyanathan.
Head of Corporate Communication PT BMW Indonesia Jodie O'Tania menegaskan jika BMW tidak ada strategi khusus menghadapi kenaikan pajak barang mewah yang belakangan menjadi momok industri otomotif di Indonesia.
"Untuk mesin bensin di atas 3.0 liter ada tapi tidak terlalu banyak. Diesel di atas 2.5 liter ada tapi juga tidak banyak," imbuh Jodie.
Artinya produsen mobil BMW tidak terpukul dengan kenaikan PPnBM. BMW optimistis di tahun 2014. Bahkan BMW mencatatkan peningkatan penjualan pada kuartar-I 2014 sebesar 2,6 persen.
PT Garansindo Inter Global yang merupakan distributor merek mobil asal Amerika Serikat Chrysler Jeep Dodge sudah mulai menaikkan harga produknya sebagai imbas kenaikan PPnBM.
"Naik 10 persen. Pakai cross margin. Paling kuat bertahan 2 bulan. Ini kan subsidi jatuhnya. Kalau teorinya PPnBM impaknya 25 persen. Tapi kita naik 10 persen. Setelah 2 bulan berapa-berapanya belum kita putusin sekarang. Kita masih optimistis. Karena sudah saya bilang historis kita selama 3 tahun, dia (pajak) naik, volume penjualan juga naik," ujar CEO Garansindo Muhammad Al Abdullah
(ikh/ddn)












































Komentar Terbanyak
Mobil Rp 150 Juta Banyak Seliweran, Kata Menko Airlangga Bikin Tambah Macet
Tanggapan TransJakarta soal Emak-emak Ngamuk Nggak Dikasih Duduk
Cas Mobil Listrik Berujung Maut, 5 Orang Tewas pada Kebakaran di Jakut