"Mobil murah dengan mobil sejenis Esemka, Komodo dan lainnya itu beda segmen, kalau mobil murahkan CC nya hanya 1.000-1.200 CC, sementara mobil Esemka CC-nya di atas itu," ucap Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi (IUBTT) Budi Darmadi ketika ditemui di Kantor Pusat PT PLN, Kamis (13/6/2013).
Menurut Budi, justru dengan adanya produsen mobil murah di Indonesia akan mendorong terciptanya industri-industri komponen lokal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Budi menambahkan, persoalan laku atau tidak produk Mobnas di pasar bukan menjadi kewenangan pemerintah. Hal itu sangat tergantung dengan mekanisme pasar dan konsumen yang menentukan, termasuk kemampuan produsennya.
"Kami ini regulator, lanjut atau tidaknya proyek mobil Esemka dan lainnya kan tergantung pengusahanya, karena mereka yang menjalankan bisnisnya," tandasnya.
Budi pernah menuturkan beberapa merek otomotif yang secara resmi sudah menyatakan kesiapan untuk mengembangkan LCGC ini antara lain Daihatsu dan Toyota dengan target produksi LCGC sekitar 55 ribu unit.
Sedangkan merek lain yang menyatakan berminat antara lain Honda, Suzuki, dan Nissan. Kalau kelima produsen itu misalnya menghasilkan 50 ribu unit LCGC, maka produksi total kelimanya bisa mencapai 250 ribu unit. Namun itu tergantung kapasitas produksi masing-masing produsen. Bahkan, jika permintaan LCGC nanti tinggi, bisa mencapai 300 ribu sampai 600 ribu unit.
(rrd/ddn)












































Komentar Terbanyak
Di Indonesia Harga Mobil Terkesan Mahal, Padahal Pajaknya Aja 40%!
Tanggapan TransJakarta soal Emak-emak Ngamuk Nggak Dikasih Duduk
Kemenhub: Bus Cahaya Trans Harusnya Dilarang Beroperasi