Pembeli mobil bekas saat ini dihadapi kenyataan harga jual kembali yang anjlok. Sudah beberapa mobil listrik yang masuk pasar mobil bekas, tapi harganya turun. Meski begitu, BYD percaya dalam waktu dekat harga mobil listrik bekas bakal stabil.
Presiden Direktur PT BYD Motor Indonesia Eagle Zhao mengatakan, pihaknya terus melakukan riset terkait resale value atau harga jual kembali mobil listrik dalam kondisi bekas. Eagle yakin harga mobil listrik bekas akan solid ke depannya.
"Kami percaya dalam waktu dekat banyak partner lokal akan terlibat dalam industri (kendaraan bekas) ini," kata Eagle ditemui di GIIAS 2025 di ICE, BSD City, Tangerang.
Menurut Eagle, harga jual kembali kendaraan sangat berhubungan dengan volume dan permintaan konsumen. Terlebih, saat ini penjualan mobil listrik semakin naik. Hal itu dipercaya akan memperbaiki resale value kendaraan listrk.
"Value itu sendiri selalu berhubungan dengan volume dan permintaan. Tiga tahun lalu, dengan (penjualan) mobil listrik yang 2 persen itu sangat sedikit. Tapi bulan lalu (pangsa pasar mobil listrik) sudah jadi 17 persen. Kami percaya value mobil bekas akan menjadi semakin solid," ujar Eagle.
"Bulan ini BYD juga sudah meluncurkan produksi yang ke-13 juta unit kendaraan energi baru secara global. BYD selalu percaya akan menjadi pemeran utama dalam industri kendaraan bekas," sebutnya.
Menurut Eagle, dalam membeli mobil listrik, yang perlu menjadi pertimbangan adalah ekosistemnya. Kini, ekosistem kendaraan listrik di Indonesia sudah semakin meluas.
"Kendaraan listrik adalah ekosistem yang lengkap, harus dilihat dari sudut pandang ekosistem, jadi tidak bisa berdiri sendiri. Untuk 53 dealer BYD dan 5 dealer Denza, sudah dilengkapi dengan AC charger dan DC fast charger. Salah satu dealer grup kami juga akan menginstal 60 fast charger 180 kW di dealer mereka. Juga terima kasih untuk pemerintah, banyak yang mengoperasikan SPKLU secara nasional. SPKLU sudah lebih dari 4.000 unit charger Dengan banyaknya kerja sama akan lebih banyak lagi ekosistem yang kita miliki," beber Eagle.
Pembeli Mobil Listrik Jangan Pikirin Harga Bekasnya
Pengamat Otomotif dan Akademisi Institut Teknologi Bandung (ITB) Yannes Martinus Pasaribu menyarankan calon konsumen mobil listrik agar tidak memikirkan resale value atau harga jual kembali.
"Sudah saatnya (calon) konsumen (mobil listrik) tidak lagi menjadikan resale value sebagai faktor penentu utama seperti ketika dia membeli mobil konvensional (ICE)," kata Yannes dihubungi detikOto belum lama ini.
Yannes menambahkan, faktor teknologi dan efisiensi cost operasional lah yang harusnya menjadi bahan pertimbangan utama konsumen sebelum memutuskan membeli mobil listrik.
"Jadi cara pandang terhadap gagasan untuk membeli BEV (mobil listrik) lebih bijak dipandang seperti membeli barang teknologi canggih (seperti smartphone flagship maupun komputer spek tinggi)," sambung Yannes.
"Konsumen--walau membutuhkan waktu--perlu mengubah paradigma cara pandangnya terkait resale value. Depresiasi tinggi kepemilikan BEV perlu dianggap sebagai sebuah keniscayaan yang harus dibayar untuk mendapatkan akses ke teknologi baru dengan biaya operasional yang sangat rendah," tegas Yannes.
Simak Video "Video: BYD Atto 1 Harganya Mulai Rp 195 Juta, Ini Tampangnya!"
(rgr/dry)