Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah

Ridwan Arifin - detikOto
Kamis, 26 Jun 2025 07:11 WIB
Taksi terbang Ehang punya tarif yang sangat murah jika dibanding menyewa helikopter (Foto: ANTARA FOTO/Putra M. Akbar)
Jakarta -

Transportasi taksi terbang EHang makin dekat jadi kenyataan di Indonesia. Rudy Salim, Executive Chairman dari Prestige Aviation, menyebut biaya operasional sewanya bahkan disebut lebih murah dari helikopter.

EHang 216 S merupakan layanan taksi udara secara otonom untuk jarak pendek. Biaya satu kali penerbangan EHang 216 S diperkirakan hanya sekitar Rp 500 ribu. Sebagai pembanding, untuk durasi terbang yang sama menggunakan penyewaan helikopter, biayanya bisa menyentuh puluhan juta rupiah.

"Sekali penerbangan kurang lebih 30 km jarak maksimum. Itu maksimum penerbangan kurang lebih 25-30 menit," kata Rudy di Phantom Ground Park PIK 2, Kab. Tangerang, Banten, Rabu (25/6/2025).

"Sekali nge-charge, dia kan pakai baterai. Kurang lebih 500 ribu. Jadi kalau pakai helikopter 30 menit mungkin 50 juta. Misalnya ya, kemana gitu Rp 50 juta 30 menit. Kalau pakai EHang ini cuman 500 ribu. Jadi murah sekali dan ini memang menjadi urban mobility transportation," tambah dia.

Rudy menjelaskan EHang 216 S mampu terbang sejauh maksimal 30 km dalam satu kali pengisian daya, dengan durasi penerbangan sekitar 25-30 menit. Oleh karena itu, konsep transportasi udara ini memang disiapkan untuk rute-rute pendek dalam kota, bukan antarkota.

Taksi terbang eHang 216 S Foto: Ridwan Arifin

"Artinya memang bukan buat antar kota. Bukan buat Jakarta Bandung, bukan Jakarta Bogor. Buat dari Pantai Indah Kapuk ke Plaza Senayan, Senayan ke Pondok Indah. Pondok Indah ke mana? Jakarta Barat, dari Jakarta Barat ke Jakarta Timur," kata dia.

"Buat di dalam kota, bukan antar kota. Memang transportasi dalam kota," jelasnya.

EHang 216 S mengandalkan tenaga listrik dan tidak membutuhkan pilot karena sistemnya otonom. Rudy menambahkan ekosistem pendukung seperti landing pad, charging station, atau bahkan battery swapping area juga sedang dirancang agar operasional lebih efisien.

"Nanti ke depannya mungkin kita akan taruh beberapa landing area, landing pad, lalu nge-charge landing page atau switch baterai, dan sebagainya, masih kita pikirkan untuk ekosistem ke depannya," kata Rudy.

Selain Jakarta, kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN) juga direncanakan menjadi lokasi implementasi taksi udara ini.

"Tapi kita mau coba juga di IKN ke depannya," kata dia," jelasnya lagi.

Penumpang berada di dalam taksi udara saat uji terbang berpenumpang EHang 216 S di PIK 2, Kabupaten Tangerang, Banten, Rabu (25/6/2025).Kendaraan taksi udara tanpa awak kemudi dengan tenaga baterai listrik tersebut mampu menempuh jarak terbang hingga 30 kilometer, waktu terbang 18-25 menit serta kecepatan maksimal mencapai 130 km/jam dan regulasi pengoperasiannya sedang dalam proses penerbitan oleh Kementerian Perhubungan agar dapat terbang legal di Indonesia. ANTARA FOTO/Putra M. Akbar Foto: ANTARA FOTO/Putra M. Akbar

Ehang 216 S telah mendapat sertifikasi untuk mengangkut penumpang pertama di dunia. Sertifikat Tipe itu dikeluarkan secara resmi oleh Administrasi Penerbangan Sipil Tiongkok (Civil Aviation Administration of China/ CAAC).

EHang diketahui belum mengantongi izin terbang untuk komersial di Indonesia. Rudy menyebut Ehang 216 S sudah memiliki pesanan dari kalangan pengusaha.



Simak Video "Video: Taksi Terbang Bakal Mengudara di Indonesia, Segini Biaya Sewanya"

(riar/din)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork