Penjualan Mobil di Indonesia Stagnan 1 Juta Unit, Kenapa VinFast Nekat Ikutan?

Ridwan Arifin - detikOto
Selasa, 16 Jul 2024 17:06 WIB
Mobil listrik VinFast. Foto: Rifkianto Nugroho
Jakarta -

VinFast ingin meramaikan pasar mobil listrik di Indonesia. Padahal penjualan mobil dalam negeri saat ini stagnan di angka satu jutaan unit selama satu dekade terakhir.

Meski penjualan tidak jauh dari angka 1 juta unit, Indonesia masih menjadi pasar terbesar di kawasan Asia Tenggara. Tapi di sisi lain, adopsi elektrifikasi di Indonesia masih kurang kompetitif dibanding negara lain.

Berdasarkan data yang diolah Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) penjualan mobil tahun 2023 mencapai 1.005.802 unit, masih lebih tinggi dari Thailand yang mencapai 776 ribu unit.

Namun kendaraan elektrifikasi masih belum kompetitif, total penjualan tahun lalu 71.538 unit. Atau mengambil pangsa pasar 7,1 persen dari total penjualan mobil nasional. Sedangkan Thailand sekitar 23,8 persen penjualannya merupakan mobil listrik.

Lebih rinci, penjualan mobil listrik di Indonesia sekitar 1,7 persen dari 1.005.802 unit. Sebagai pembanding, Thailand mencatatkan angka 10,1 persen dari total penjualan 776 ribu unit yang terjual pada tahun 2023.

Dengan angka-angka di atas, khususnya mobil listrik, VinFast memiliki komitmen untuk hadirkan mobil listrik terjangkau di Indonesia.

"Sejak berdirinya VinFast dengan pabrik pertama di Vietnam, misi kami tetap sama yaitu menyediakan akses bagi konsumen di seluruh dunia untuk mendapatkan kendaraan listrik berkualitas tinggi, cerdas, dan terjangkau. Pabrik perakitan baru di Subang ini merupakan bukti nyata dan komitmen kami untuk industri ini," Vingroup Chairman's Senior Advisor and CEO of Vgreen Global Charging Station Jsc, Nguyen Duc Thanh di Subang, Jawa Barat, Senin (15/7/2024).

Di sisi lain, VinFast berambisi membantu target 600 ribu mobil listrik pemerintah Indonesia pada tahun 2030.

Hal senada juga diungkapkan CEO VinFast Indonesia, Temmy Wiradjaja, saat ini pilihan mobil listrik yang terjangkau masih terbatas.

"Ada sedikit perbedaan, kita punya fleksibel pricing. Dengan baterai subscription. Aim (target-nya) kita ingin menarik konsumen yang dari ICE itu beralih ke mobil listrik, dengan baterai subscription kita itu baterainya lebih terjangkau," kata Temmy.

"Yang lain-lain terjangkau, tapi mungkin mobilnya tidak sesuai yang diharapkan, karena ukuran, model. Oke kita (VinFast) real ke mobil, tapi harganya terjangkau. Rp 242 juta sudah dapat mobil listrik," sambung dia.

VinFast menggelontorkan dananya pada tahap awal pembangunan pabrik senilai US$ 200 juta atau Rp 3,1 triliun mulai tahun ini.

Kapasitas pabrik VinFast mencapai 50 ribu unit per tahun dengan target penyerapan tenaga kerja sebanyak 1.000 hingga 3.000 orang.

VinFast menjadwalkan pabrik ini mulai beroperasi pada kuartal 4 tahun 2025 dan akan memproduksi model e-SUV versi kemudi kanan, termasuk seri VF 3, VF 5, VF 6, dan VF 7 untuk pasar Indonesia.

Di sisi lain Kemenperin menyebut mobil yang banyak dibeli masyarakat Indonesia berada di rentang harga Rp 250-400 juta. Langkah tersebut sudah dibidik VinFast untuk mengenalkan produk pertama mereka, lebih murah lagi jika menggunakan skema berlangganan baterai.

"Harganya, iya. Salah satunya skema baterai subscription angkanya bisa segitu. Tanpa baterai subscription pun, angkanya segitu kan. Rp 300-400 juta. VF5 Rp 310 juta, yang VFe34 Rp 409 juta."

"Tetap kita ada VF6, VF7, yang harganya sudah menyentuh Rp 450 juta. Range kita sampai VF9, tapi beda segmen. Tapi angka terbesar di situ, Indonesia itu di angka Rp 250 sampai Rp 400 juta, itu volume yang terbesar kan,"



Simak Video "Video VinFast Mau Buka Pabrik di Subang & Produksi 50 Ribu Kendaraan Listrik"

(riar/dry)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork