Berkat Mobil Listrik, China Kalahkan Jepang Jadi Eksportir Mobil Terbanyak Dunia

Berkat Mobil Listrik, China Kalahkan Jepang Jadi Eksportir Mobil Terbanyak Dunia

Rangga Rahadiansyah - detikOto
Kamis, 01 Feb 2024 12:33 WIB
BYD Seal
Mobil China BYD Seal. Foto: (Rangga Rahadiansyah/detikOto)
Jakarta -

China berhasil menjadi eksportir mobil terbanyak di dunia pada tahun 2023. Rekor ini dipecahkan untuk pertama kali bagi China dengan mengalahkan angka ekspor mobil Jepang.

Salah satu faktor mengapa China bisa menjadi eksportir mobil terbanyak di dunia adalah karena menguatnya penjualan kendaraan listrik. Dukungan pemerintah China terhadap kendaraan listrik turut berperan.

Tahun lalu, Asosiasi Produsen Mobil Jepang (JAMA) mencatat angka ekspor kendaraan sebanyak 4,42 juta unit. Volume tersebut jauh di bawah China yang mengekspor kendaraan sebanyak 4,91 juta unit berdasarkan data Asosiasi Produsen Mobil China. Ekspor mobil China naik 58 persen tahun lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Angka tersebut mewakili pertama kalinya dalam tujuh tahun Jepang kehilangan mahkotanya, menurut data yang sebanding. Jepang terakhir kali disingkirkan pada tahun 2016 oleh Jerman," lapor Asia Nikkei.

Penggerak utama ekspor mobil China adalah Rusia. Pasar Rusia ditinggalkan oleh produsen mobil Jepang dan Barat sebagai respons terhadap perang di Ukraina.

ADVERTISEMENT

Selain itu, ekspor kendaaan energi baru dari China juga turut andil. Ekspor energi baru dari China, termasuk kendaraan listrik, naik 80 persen.

Simbol dari kenaikan ini adalah BYD, yang melampaui Tesla dalam penjualan kendaraan listrik global untuk pertama kalinya. Penjualan BYD di luar China tahun lalu mencapai 240.000 kendaraan.

Kesuksesan BYD di luar negeri disebabkan oleh harga yang lebih terjangkau dibandingkan kendaraan listrik dari Tesla dan Volkswagen. Di Eropa, harga kendaraan listrik BYD 20% hingga 40% lebih rendah dari harga rata-rata.

BYD, yang awalnya merupakan perusahaan baterai, mampu membuat komponen kendaraan listrik sendiri, termasuk semikonduktor dan jok. Struktur ini menjaga biaya pasokan tetap rendah, sementara volume penjualan yang besar menghasilkan manfaat yang terkait dengan skala ekonomi.

Dukungan pemerintah berperan besar dalam perluasan kapasitas produksi mobil di China. Pada tahun 2009, pemerintah mengadopsi rencana untuk memasukkan kendaraan energi baru ke dalam arus utama, dengan meluncurkan subsidi penjualan untuk kendaraan tersebut dari tahun 2010 hingga 2022

Produsen mobil juga terdorong untuk beralih ke kendaraan listrik. Mulai tahun 2019, pemerintah secara umum tidak menyetujui pembangunan pabrik perakitan baru kecuali pabrik tersebut memproduksi kendaraan listrik.

Merek asing juga merupakan bagian integral dari keuntungan ekspor China. Bahkan, Tesla adalah eksportir terbesar kendaraan energi baru dari China tahun lalu dengan 340.000 unit, menyumbang hampir 30% dari seluruh ekspor.

Untuk mewujudkan tujuan pemerintah China dalam memperluas ekspor kendaraan listrik, pihak berwenang diyakini telah meminta Tesla untuk mengekspor setengah kendaraan yang dibuat di Gigafactory Shanghai pada saat fasilitas tersebut dibangun.




(rgr/din)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads