BYD Resmi Masuk Indonesia, Begini Respons Toyota

BYD Resmi Masuk Indonesia, Begini Respons Toyota

Ridwan Arifin - detikOto
Selasa, 23 Jan 2024 09:20 WIB
Logo BYD
BYD Foto: (Chelsea Olivia Daffa/detikcom)
Jakarta -

Raksasa mobil listrik dunia asal China, Build Your Dream (BYD) akhirnya resmi masuk Indonesia. Kehadiran BYD disambut pabrikan Toyota, merek terkenal yang puluhan tahun jadi penguasa pasar di Tanah Air.

Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam menyebut BYD sebagai merek yang bisa memberikan opsi bagi konsumen Indonesia. Kendati BYD langsung loncat ke pasar mobil battery electric vehicles (BEV).

"Kita berharap dengan hadirnya BYD nanti bisa memperbesar market. Harapan kita dengan adanya elektrifikasi ini justru berkembang, bukan malah men-disturb. Jadi orang punya alternatif, punya teknologi yang mana, dia bisa menikmati sesuai preferensi dia, sesuai dengan rumah tangga masing-masing," ujar Bob di Karawang, Jawa Barat, Senin (22/1/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bicara soal pasar mobil listrik, pasar mobil BEV terus bertumbuh dalam tiga tahun terakhir. Berikut ini data yang disampaikan oleh Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) terkait penjualan mobil listrik, yakni 687 unit (2021), 10.327 unit (2022), dan 17.051 unit. Sedangkan model internal combustion engine (ICE) masih berada di level 800 ribu hingga satu jutaan unit per tahunnya.

Bukan tanpa sebab penjualan mobil listrik bisa naik tinggi. Mobil tanpa emisi itu sudah mendapat perlakuan spesial dari pemerintah Indonesia. Mulai dari pembebasan pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) hingga pengurangan pajak pertambahan nilai (PPN) yang cuma dikenakan satu persen.

ADVERTISEMENT

Namun patut menjadi perhatian ialah pasar mobil Indonesia stagnan pada level penjualan sekitar satu jutaan per tahunnya, padahal rasio kepemilikan mobil masih sekitar 99 mobil per 1.000 penduduk.

Penjualan mobil tertinggi di Indonesia terjadi pada tahun 2013 yang mencapai 1.229.811 unit kemudian terus merosot di tahun berikutnya namun tetap berada di level satu jutaan.

"Kalau mau undang investasi masuk ke kita itu bagaimana pasar itu bisa berkembang. Membangun prospek," kata Bob.

Mengutip paparan LPEM (Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat) FEB UI pada GIIAS 2023 lalu, pendapatan per kapita orang Indoneisa naik tipis per tahun 3,65 persen, - masih berada dalam kelompok negara berpendapatan menengah-atas awal. Pendapat per kapita yang naik tipis tersebut disebabkan pertumbuhan ekonomi yang berkisar antara lima persen dalam kurun waktu periode 2015-2022. Ini menjadi salah satu penyebab penjualan mobil di Indonesia stagnan di level satu juta unit.

Bob berharap pemerintah bisa memberikan proyeksi hingga bisa mencapai dua juta unit pada 2030. Supaya Gaikindo, pelaku usaha dan pemangku kebijakan bisa membuat formula untuk menggairahkan pasar.

"Kapasitas industri otomotif yang ada di Indonesia lebih dari dua juta, 2,3 juta. Kalau kita beroperasi 1 juta artinya kita tidak efisien. Kawasan lain berkembang, India berkembang. Sekarang Indonesia bisa menikmati ekspor karena kita cukup kompetitif, sekarang sudah menduduki posisi yang terhormat, karena kita bisa ekspor, yang kita ekspor ini produk-produk yang teknologi tinggi, bukan teknologi rendah. Itu kan satu posisi yang terhormat," ujar Bob.

"Tapi ini tidak bisa kita enjoy terus ke depan, kalau tidak ada progress, karena apa? karena satu juta (unit) itu tanggung. Bisa ditelan itu, tapi kalau dua juta saya rasa nggak gampang.Jadi untuk ketahanan industri kita supaya tidak gampang ditelan orang, di-replace dan sebagainya. Kita harus buru-buru ke fase 2 juta, di mana kalau dua juta itu nggak mudah untuk ditelan," jelas dia lagi.




(riar/din)

Hide Ads