Wuling Motors Indonesia telah mengumumkan harga resmi Wuling BinguoEV di Tanah Air. Kendaraan listrik kedua yang diproduksi pabrikan secara lokal itu dibanderol mulai Rp 358 juta hingga Rp 408 juta dengan status on the road Jakarta.
Eits, tapi jangan khawatir, harga tersebut sebenarnya belum final. Sebab, Wuling BinguoEV diproyeksikan akan memenuhi target TKDN 40 persen dalam waktu dekat. Sehingga, mobil itu bakal mendapat insentif berupa potongan pajak 10 persen dari pemerintah.
"Harga yang kita umumkan belum termasuk insentif dari pemerintah. Jadi nantinya bisa lebih murah dari ini," ujar Direktur Pemasaran Wuling Motors Indonesia, Dian Asmahani saat peluncuran produk di bilangan Jakarta Selatan, belum lama ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Dian memastikan, saat ini pihaknya tengah mengejar target TKDN 40 persen untuk produk barunya tersebut. Namun, saat ditanya kapan, dia belum bisa mengungkapnya secara detail
"Saya belum bisa bicara detail progress, tapi yang jelas komitmen kami ke arah sana (TKDN 40 persen)," ungkapnya.
Harga Wuling BinguoEV di Indonesia Lebih Mahal dari China
Harga Wuling BinguoEV di Indonesia nyaris tiga kali lebih mahal dari China yang hanya 59.800 yuan atau Rp 130 jutaan. Dian mengurai alasan mengapa hal tersebut bisa terjadi. Pertama, kata dia, ada perbedaan regulasi yang cukup kontras.
"Ada perbedaan regulasi dari pemerintahnya, jadi beda. Kemudian di sana bayangkan, penjualannya 150 ribu unit dalam 5 bulan," terangnya.
![]() |
Kemudian, kata dia, skala ekonomi dari pasar otomotif China juga lebih tinggi dibandingkan Indonesia. Menurut BloombergNEF, total penjualan mobil listrik di China mencapai 6,2 juta unit pada 11 bulan pertama 2023 dengan 26 persen merupakan battery electric vehicle (BEV).
Selain itu, semakin banyak volume penjualan juga menjadi indikator tingginya penyerapan pengembangan dan riset dari suatu produk sehingga memungkinkan harga menjadi lebih murah.
"Yang jelas economic of scale itu yang menjadi alasan utama, kalau kita lihat sebenarnya 24 juta lebih market mobil gitu, jadi ya pasti ada biaya RnD yang bisa diserap sebegitu banyak volume," kata dia.
(sfn/din)
Komentar Terbanyak
Penjualan Mobil Ambrol, Ekonomi Indonesia Tidak Baik-baik Saja
Heboh Polantas Tanya 'SIM Jakarta', Begini Cerita di Baliknya
Duh! Ojol Ancam Mau Demo Sebulan Sekali