Toyota soal Mobil Listrik: Bagus, tapi....

Laporan dari Jepang

Toyota soal Mobil Listrik: Bagus, tapi....

Dina Rayanti - detikOto
Jumat, 27 Okt 2023 11:06 WIB
66 Toyota bZ4X Kawal penyelenggaraan KTT AIS 2023, di Bali.
Mobil listrik Toyota bZ4X (Foto: dok. Toyota-Astra Motor)
Tokyo -

Mobil listrik tengah jadi tren di berbagai belahan dunia. Toyota menilai hal ini bagus untuk menyokong netralitas karbon, tapi ada beberapa hal penting lain yang harus dipertimbangkan. Apa itu?

Sejumlah produsen otomotif tengah gencar dalam mengenalkan mobil ramah lingkungan dengan teknologinya tersendiri. Ada yang mengenalkan teknologi hybrid, PHEV (plug-in hybrid vehicle), dan BEV (Battery Electric Vehicle).

Di Indonesia, terlihat pabrikan China lebih condong ke mobil listrik murni alias BEV. Sementara produsen Jepang terlihat tampak lebih mengedepankan mobil hybrid ketimbang mobil listrik. Toyota salah satunya. Toyota telah memiliki tujuh model mobil hybrid di Indonesia. Sementara mobil listrik baru ada satu model yaitu bZ4X.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Soal lebih mengedepankan mobil hybrid ketimbang mobil listrik, Toyota punya alasan tersendiri. Menurutnya mobil hybrid menjadi salah satu jalan paling tepat menuju netralitas karbon saat ini.

"Saya pikir teknologi mobil listrik sangat bagus, tapi masih terbatas. Tujuan kita adalah menuju netralitas karbon secepat dan sebesar mungkin. Makanya kami harus memiliki solusi untuk 70 persen mobil non-BEV," jelas Asia DCEO, President TMAP Hao Quec Tien dalam Round Table di Keio Plaza Hotel, Tokyo.

ADVERTISEMENT

Lebih lanjut Hao menjelaskan saat ini mobil listrik belum jadi pilihan utama warga di beberapa negara Asia, termasuk Indonesia. Meski begitu popularitas mobil listrik belakangan terus meningkat lantaran biaya operasional yang dinilai lebih murah.

"Saat saya berdiskusi dengan konsumen mobil listrik mereka merupakan kendaraan kedua atau ketiga, bukan yang pertama. Dan ketika ditanya kenapa beli BEV, mereka kebanyakan menjawab karena running cost, karena di masing-masing megacity, biaya listrik tidak terlalu tinggi," tambah Hao.

Bukan cuma biaya, soal jarak tempuh juga bukan masalah berarti bagi para pemilik mobil listrik di kawasan perkotaan. Kalaupun ingin menempuh jarak yang lebih jauh, mereka tidak akan menggunakan mobil listrik, melainkan mobil pertamanya.

"Jadi itu situasi di regional Asia yang saya pelajari. Tapi setiap regional punya kesempatan bagus khususnya di kawasan kota besar," tutup Hao.




(dry/rgr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads