Mobil listrik tak langsung mati ketika daya baterainya nol persen. Bahkan, kendaraan nonemisi itu masih bisa melaju dengan kecepatan rendah. Lantas, sejauh apa mobil mampu bertahan?
Diketahui, saat ini, ketakutan terbesar pemilik mobil listrik adalah kehabisan baterai di tengah jalan. Sebab, berbeda dengan mobil bensin, keberadaan pom listrik atau SPKLU masih belum banyak di Indonesia.
Produk Expert PT Hyundai Motor Indonesia (HMID), Bonar Pakpahan menegaskan, mobil listrik tak langsung mati ketika dayanya nol persen. Dia mencontohkan, Hyundai Ioniq 5 masih menyimpan 'cadangan' daya 1-2 Kwh dalam kondisi tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Berkat daya itu, mobil listrik Hyundai Ioniq 5 masih bisa melaju hingga 8 kilometer. Meski tergolong pendek, namun itu bisa sedikit membantu pengemudi untuk mencari tempat pemberhentian.
"Tidak (langsung mati). Jadi, pas (baterainya) sudah nol persen, mobil masih bisa jalan 3 sampai 8 Km. Tapi tergantung banyak hal, seperti kondisi mobil dan gaya mengemudi," ujar Bonar saat ditemui di Banyuwangi, Jawa Timur, belum lama ini.
Lebih jauh, Bonar menjelaskan, ketika baterai sudah lemah dan habis, maka sistem di mobil akan melakukan penyesuaian. Misalnya, pedal gas lebih berat dan kecepatan dibatasi. Selain itu, peringatan charger yang telah muncul saat baterai tersisa 10 persen akan makin 'keras' dan muncul gambar kura-kura.
Pekan lalu, kami sempat mencoba menghabiskan daya Hyundai Ioniq 5 hingga tersisa 5 persen. Ketika itu, ada peringatan yang muncul. Namun, kecepatan dan fitur kendaraan masih bekerja normal.
![]() |
Bonar mengingatkan, jangan terlalu sering membiarkan baterai kendaraan benar-benar habis. Sebab, itu bisa merusak dan menguras daya tampung penyimpanan. Menurutnya, baterai sudah harus dicas ketika dayanya 20 persen.
"Jangan tunggu baterai nol persen baru dicas, kalau bisa pas 20 persen. Karena kebiasaan itu bisa bikin baterai degradasi (penurunan daya tampung). Kalau pemakaian buruk, usia baterai juga menurun," kata dia.
Selain itu, tambah Bonar, mobil listrik juga tak boleh terlalu sering menggunakan fast charging atau pengecasan kilat. Dia menyarankan, pengguna kendaraan sebaiknya lebih sering memakai pengecasan regular yang lebih 'ramah' baterai.
(sfn/din)
Komentar Terbanyak
Mobil Esemka Digugat, PT SMK Tolak Pabrik Diperiksa
Mobil Mewah Tina Talisa yang Ditunjuk Jadi Komisaris Pertamina Patra Niaga
Riwayat Esemka: 'Dulu Digadang-gadang Mendunia, Kini Diseret ke Meja Hijau'