"Untuk sistem kerjanya, awalnya kami menunggu di depan rumah sakit, sekalian kami sosialisasi dengan driver ambulans dan meminta nomor mereka untuk dimasukin ke group whatsapp IEA," kata Kabid Humas Nasional Indonesia Escorting Ambulance Sidqi Muhammad Luthfi.
"Nah dari situ barulah nanti para driver mobil ambulans menghubungi kami untuk meminta bantuan untuk membuka jalan dan lain-lain. Akhirnya, terbentuklah sistem seperti itu," lanjut Sidqi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejauh ini, Indonesia Escorting Ambulance masih melayani pemanduan di dalam kota saja. Namun jika butuh pelayanan hingga luar kota, maka tim IEA dari daerah akan melanjutkan tugas itu.
"Kami mungkin hanya untuk dalam kota saja ya. Kalau misalkan sampai luar kota, misal Bekasi ke Jogja, nanti dari Bekasi dia mau masuk tol mana kami bantu sampai masuk pintu tol. Nanti di Jogja dia lewat mana, dan di sana juga ada lagi tim kami bantu dari pintu tol sampai ke rumah pasien," lanjut Sidqi.
Sementara untuk prosedur pengawalan, IAE saat ini masih menggunakan kendaraan roda dua. Sebab motor dinilai lebih efektif untuk membuka jalanan yang macet.
"Sesuai SOP, setiap pengawalan itu maksimal 4 motor. Biar kondusif dan biar nggak terlihat arogan sama masyarakat atau pengguna jalan lain," pungkas Sidqi.
(lua/ddn)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?