Bamsoet Sebut BMW Klasik Bukan Sekedar Nostalgia, tapi Peluang Investasi

Bamsoet Sebut BMW Klasik Bukan Sekedar Nostalgia, tapi Peluang Investasi

Kathleen Bong - detikOto
Sabtu, 09 Agu 2025 13:21 WIB
Rolling Thunder 17 Tahun Komunitas BMW Klasik Register
Foto: Dok. Istimewa
Jakarta -

Ketua MPR RI sekaligus Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) Bambang Soesatyo (Bamsoet) menilai mengoleksi dan merestorasi mobil klasik, khususnya BMW, kini tak hanya soal nostalgia. Menurutnya, dengan tren harga yang terus naik, kegiatan ini membuka peluang investasi yang memadukan sejarah, gaya hidup, dan potensi keuntungan finansial.

"Mobil klasik bukan hanya koleksi pribadi. Ia adalah kekuatan ekonomi kreatif yang bisa menggerakkan industri pendukung, mulai dari bengkel restorasi, pengrajin interior, hingga penyelenggaraan pameran," kata Bamsoet dalam keterangannya, Sabtu (9/8/2025).

Hal ini disampaikan Bamsoet saat melepas rolling thunder BMWCCI Classic Register di Jakarta.Acara ini juga dihadiri Ketum BMWCCI Classic Register Komjen (Purn) Nanan Soekarna bersama puluhan anggota komunitas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bamsoet menyebut pasar global untuk BMW klasik terus menunjukkan tren positif. Salah satunya, BMW 2002 keluaran 1972 yang baru-baru ini laku di lelang internasional seharga USD 85.002 atau sekitar Rp1,38 miliar. BMW E30 M3 yang ikonik di era 1980-an juga kerap terjual puluhan hingga ratusan ribu dolar AS, tergantung keaslian dan kondisinya.

ADVERTISEMENT

Menurutnya, restorasi yang tepat dengan menggunakan komponen orisinal dan memiliki riwayat jelas, bisa mendongkrak nilai mobil secara signifikan dalam 5 hingga 10 tahun. Namun, prosesnya tidak instan. Menghidupkan kembali BMW klasik seperti 2002, E21, atau E30 bisa memakan waktu berbulan-bulan bahkan lebih dari setahun. Tantangan terbesarnya ada pada pencarian suku cadang orisinal, pengerjaan detail body dan interior, serta menjaga keaslian nomor mesin dan rangka.

Bamsoet menambahkan, bagi sebagian orang, restorasi adalah wujud kecintaan untuk menghidupkan kembali mobil lama yang penuh kenangan. Bagi sebagian lain, ini adalah strategi investasi dengan potensi cuan yang besar.

Meski begitu, Bamsoet mengingatkan risiko tetap ada. Restorasi berkualitas buruk, modifikasi berlebihan, atau pemilihan model yang kurang diminati bisa membuat nilai mobil justru merosot.

"Kunci restorasi adalah dokumentasi, transparansi, dan profesionalisme. Jangan tergiur potongan harga yang berujung pada hasil asal-asalan. Ingat, kita sedang mengelola warisan sejarah otomotif, bukan sekadar kendaraan biasa," tegasnya.

(akd/akd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads