Ini Mobil yang Bikin Penjualan di Malaysia Melesat, Kalahkan Indonesia

Ini Mobil yang Bikin Penjualan di Malaysia Melesat, Kalahkan Indonesia

Septian Farhan Nurhuda, Dina Rayanti - detikOto
Sabtu, 09 Agu 2025 17:11 WIB
Jalan Raya di Kuala Lumpur, Malaysia.
Ilustrasi jalan raya di Malaysia. Foto: Doc. SCMP
Jakarta -

Pasar mobil ASEAN masuk babak baru. Sebab, untuk pertama kalinya, Malaysia sukses melampaui Indonesia dalam penjualan mobil kuartal II tahun ini. Lantas, model mobil seperti apa yang menjadi primadona di Tanah Melayu?

Menurut laporan Nikkei Asia, merek legendaris seperti Perodua dan Proton masih menguasai pasar setempat. Pangsa pasarnya tembus 63 persen pada paruh pertama tahun ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Secara spesifik, ada dua model mobil yang menjadi bintang utama di Malaysia, yakni Perodua Alza dan Proton Saga. Keduanya sukses bersaing dengan sedan-sedan Jepang seperti Toyota Vios dan Honda City. Kombinasi harga terjangkau, fitur kekinian, plus efisiensi bahan bakar membuatnya laris manis.

Perodua Alza merupakan MPV 7 penumpang yang dikenal lega dan irit. Dibekali mesin 1.5 liter, desain modern, fitur keselamatan lengkap, dan harga ramah kantong, mobil ini jadi incaran keluarga muda Malaysia.

ADVERTISEMENT
Perodua Alza 2024.Perodua Alza 2024. Foto: Doc. Perodua

Sementara Proton Saga merupakan sedan kompak legendaris yang sudah ada sejak puluhan tahun silam. Versi terbarunya tetap mempertahankan harga terjangkau, tapi dengan upgrade fitur seperti infotainment layar sentuh, kontrol stabilitas elektronik, dan mesin 1.3 liter yang efisien.

Tak hanya mobil bensin, tren mobil listrik dan hybrid juga ikut mendorong penjualan. Konsumen Malaysia mulai melirik kendaraan ramah lingkungan, apalagi dengan adanya insentif pemerintah.

Hasilnya, penjualan mobil di Malaysia pada kuartal II 2025 tercatat 183.366 unit, mengalahkan Indonesia yang hanya membukukan 169.578 unit pada periode yang sama.

Di Indonesia, penjualan justru melempem. Data menunjukkan, ada penurunan 21 persen pada Juni, terjun bebas sejak Maret 2024. Faktor utamanya? Daya beli kelas menengah yang menurun dan aturan kredit yang makin ketat.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, kelas menengah di Indonesia menyusut dari 21,4 persen populasi pada 2019 jadi cuma 17,1 persen pada 2024. Dampaknya terasa ke banyak sektor, termasuk otomotif.




(sfn/lth)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads