Kasus penjiplakan desain bodi bus marak terjadi di Indonesia. Bus-bus buatan karoseri ternama seperti Laksana kerap dijiplak oleh industri karoseri rumahan atau rombakan. Seperti apa tanggapan Laksana menanggapi fenomena tersebut?
Dijelaskan Technical Director Laksana, Stefan Arman, saat ini Laksana tidak terlalu serius dalam menanggapi tindakan pelanggaran hak cipta oleh industri karoseri rumahan. Menurut Laksana, pihaknya sepenuhnya menyerahkan hal ini kepada pemerintah selaku regulator.
"Kita sih kalau untuk urusan menjiplak, memang kita ini tidak terlalu begitu mengambil jalur hukum untuk kemudian (menggugat) hak paten dan lainnya. Kita serahkan ke regulator lah untuk kemudian mengatur perizinan yang harusnya bengkel-bengkel ini memiliki ya, karena memang untuk melakukan perubahan bentuk suatu kendaraan, terutama bus, itu kan harus memiliki beberapa izin," ujar Stefan di arena GIIAS 2024, ICE-BSD City, Tangerang, belum lama ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejauh ini Laksana tetap konsisten mengutamakan safety di industri transportasi bus. Bahkan Laksana juga kerap melakukan komunikasi dan kolaborasi dengan pihak KNKT atau Komite Nasional Keselamatan Transportasi.
"Pastinya kalau kita terus terang di Laksana, setiap kali ada kecelakaan, kita bekerja sama dengan KNKT untuk mengevaluasi, kenapa kecelakaan ini terjadi, kenapa kok ada tingkat fatalitas yang cukup tinggi, itu selalu kita berkolaborasi dengan KNKT," tambah Stefan.
Produk-produk bodi bus Laksana seperti Legacy memang kerap jadi sasaran empuk untuk dijiplak industri karoseri rumahan. Tak hanya di Indonesia, bodi bus buatan karoseri asal Semarang, Jawa Tengah, itu bahkan juga dijiplak oleh industri karoseri rumahan di luar negeri seperti di Bangladesh.
(lua/din)
Komentar Terbanyak
Ini Dampak Buruk Andai Tarif Ojol Naik 8-15 Persen di Indonesia
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Ternyata Gegara Ini Insinyur India Bikin Tikungan Flyover 90 Derajat