Jadi SPG Mobil Itu Susah! Nggak Asal Berdiri dan Dibayar

Jadi SPG Mobil Itu Susah! Nggak Asal Berdiri dan Dibayar

Akfa Nasrulhak - detikOto
Minggu, 12 Agu 2018 09:53 WIB
SPG GIIAS saat beraksi. Foto: Dadan Kuswaraharja
Tangerang - Menjadi seorang usher atau biasa kita sebut SPG dalam pameran otomotif merupakan daya tarik tersendiri. Tanpa kehadiran mereka, mungkin akan terasa hampa dan mudah bosan tidak ada pemanis yang berdampingan dengan mobil-mobil yang dipajang.

Setiap pekerjaan memang memiliki suka dan duka termasuk menjadi seorang SPG. Namun menjadi seorang SPG, ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Sebagian orang mungkin berpikir, menjadi SPG yang tampak berdiri saja, namun dibayar tinggi. Tapi jangan salah, menjadi SPG itu ada tantangan dan perjuangannya.


Salah seorang usher dari pabrikan otomotif Isuzu, Cindy, ia mengaku penuh perjuangan untuk bisa menjadi SPG khususnya dalam gelaran GIIAS 2018 ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau awal-awal jadi SPG ya kaget aja sih, capek, terus interviewnya nggak semudah yang orang pikir, maksudnya kayak orang mikirkan, enak ya cuma berdiri doang dibayar, cuma interviewnya ya nggak semudah itu. Interviewnya itu misal yang datang 80 orang, yang diterima cuman 10," ujar Cindy saat ditemui detikoto di arena GIIAS 2018.

"Ya itu lah dukanya kayak pernah nggak diterima, semacam frustasi lah. Karena kan yang dinilai jadi SPG itu ya pertama pasti fisiknya, trrus kayak pengetahuan, pengalaman, trus tipe costumer dari mobilnya itu suka apa tidak sama karakter SPG nya. Karena banyak yang cantik-cantik tapi nggak diterima," tambahnya.

Meski tidak terlalu banyak dituntut untuk menggaet pengunjung dengan kata-kata persuasif, seorang SPG juga mesti didukung dengan bakat-bakat tertentu dan paling tidak memiliki pengetahuan mengenai produk yang didampinginya.


Seperti Tisa SPG dari Suzuki yang memang menampilkan para SPG tidak hanya untuk berdiri saja, namun juga menampilkan pertunjukkan para SPG untuk dance.

"Ya ada enaknya ada nggaknya, kalo nggaknya kan kadang suka capek gitu, tapi ya enaknya kita nggak banyak jobdesknya, paling ya sedikit tentang product knowledge," kata Tisa. (dry/ddn)

Hide Ads