Seperti dilaporkan reporter detikOto Zaenal Effendi dari di Changi Exhibition Center, Singapura, tempat pelaksanaan SEM Asia 2017, tim Indonesia hanya mampu menduduki posisi 4, 8 dan 11. Padahal angka konsumsi BBM mereka sudah tinggi. Di urutan keempat yakni Tim Nakoela Universitas Indonesia di 919 km/liter. Angka konsumsi BBM ini lebih tinggi dari yang dicatat Nakoela tahun lalu yang mencapai 792 km per liter. Tahun lalu di tim Universitas Indonesia ini berhasil meraih juara pertama untuk kategori Prototype.
Tim Rakata ITB Bandung hanya berada di urutan ke-8 dengan raihan 673 km/liter dan Batavia Generation Team UNJ Jakarta dengan 435 km/liter. Keempatnya turun dengan bahan bakar ICE (gasoline, diesel dan hydrogen).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Sedangkan di prototype bahan bakar baterai listrik, tim Indonesia kembali tidak bisa bicara banyak karena hanya bisa menempati posisi ke 5 dan 9 yakni Bumi Siliwangi Team 1 dari UPI Bandung dengan raihan 346 km per kWh dan Tim Bismillah EV dari UMM Malang dengan raihan 139 km per kWh.
Untuk jawara prototype bahan bakar listrik adalah Tim Huaqi-EV dari Guangzhou College of South China University of Technology dengan raihan 474 km per kWh. Disusul BIT Econopower Club dari Beijing Institute of Technology dengan 427 km per kWh. Di tempat ketiga, tim dari Thailand, NSTRU Eco-Racing bercokol dengan 391 km per kWh. (ze/ddn)
Komentar Terbanyak
Tuntutan Dicuekin Pemerintah, Ojol Bakal Demo di Gedung DPR!
Ini Sebabnya Pajak Mobil dan Motor di Malaysia Murah
Harga Jual Mobil Listrik Bekas Bikin Sakit Hati, Masih Mau Beli?