Buka Tahun 2024, Daihatsu Geber Terios Ternate-Halmahera Sejauh 390 KM

Buka Tahun 2024, Daihatsu Geber Terios Ternate-Halmahera Sejauh 390 KM

M Luthfi Andika - detikOto
Senin, 22 Jan 2024 19:18 WIB
Daihatu Terios 7 Wonders Ternate-Halmahera
Daihatsu Terios 7 Wonders (Foto: dok. Daihatsu)
Jakarta -

Saat pabrikan otomotif lain masih menyusun rencana ciamik untuk 2024 di tengah memanasnya suhu politik, Daihatsu langsung memanaskan mesinnya. Produsen mobil asal Jepang ini langsung menggeber Daihatsu Terios hingga 390 km di wilayah Ternate-Halmahera.

Perjalanan yang dibungkus dalam lakon ekspedisi 'Terios 7 Wonders' dengan destinasi Ternate-Halmahera, Maluku Utara ini, digelar pada 14-19 Januari 2024 dengan perjalanan diawali dari Kedaton Kecil. Perjalanan kemudian berlanjut ke Hutan Mangrove Guraping, Sungai Gaongo, Desa Talaga-Adat Dodengo, Teluk Jailolo, Danau Tolire, dan Pantai Jikomalamo.

"Daerah yang kita pilih untuk perjalanan Daihatsu Terios 7 Wonders memang sesuai dengan karakteristik dari Daihatsu Terios sebagai kendaraan SUV. Dan pasar disini juga cukup besar terlebih dengan medan yang cukup menantang," ucap Promotion Departement Head PT Astra Daihatsu Motor (ADM), Hari Wicaksono.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tapi bagaimana keseriusan perjalanan Terios 7 Wonders Ternate-Halmahera kali ini, penasaran simak yang berikut ini:

WONDERS 1

Dalam siaran resmi Daihatsu dijelaskan pada eksplorasi pertama, tim ekspedisi memulai petualangan menuju WONDERS 1 dengan mengeksplorasi Kedaton Kecil. Destinasi ini merupakan situs bersejarah kesultanan Ternate, Maluku Utara yang terletak di lereng gunung Gamalama dan berjarak hanya sekitar 5 Kilometer dari pusat Kota Ternate. Situs ini juga dikenal dengan nama Kedaton Ici yang umurnya telah mencapai 50 Tahun. Kedaton ini juga merupakan tempat peristirahatan Sultan Ternate Ke-47, Iskandar Muhammad Jabir Sjah dan keluarganya.

ADVERTISEMENT

Pihak Kesultanan Ternate sering melakukan ritual adat dengan menampilkan berbagai kearifan lokal yang khas sehingga sangat menarik untuk disaksikan wisatawan. Kawasan itu disebut Buku Bendera karena dulunya menjadi tempat untuk memantau masuknya kapal penjajah di perairan Ternate dengan isyarat bendera akan dikibarkan bila terlihat ada kapal penjajah masuk.

Tim ekspedisi melanjutkan perjalanan menuju Benteng Tolukko yang masih berlokasi di Pulau Ternate. Benteng Tolukko merupakan situs bersejarah yang mencerminkan pentingnya perdagangan rempah-rempah pada masa lalu. Situs ini dibangun pada abad 17 oleh Sultan Ternate, benteng ini juga menyuguhkan pemandangan indah dan menjadi saksi bisu perubahan kekuasaan antara kolonial Portugis, Belanda, dan Spanyol. Saat ini, sebagai daya tarik wisata sejarah, Benteng ini tetap menjadi simbol kejayaan sejarah dan warisan budaya Maluku Utara.


WONDERS 2

Selanjutnya, tim ekspedisi melanjutkan eksplorasi WONDERS 2 dengan menyeberangi pulau Halmahera. Setibanya di pulau ini, tim ekspedisi mengeksplorasi Hutan Mangrove Guraping di Sofifi, Maluku Utara. Sebagai kawasan hutan lindung seluas 370 hektar, destinasi ini merupakan salah satu tempat yang menakjubkan dengan akar-akar mangrove yang tinggi.

Hutan ini penting karena menjadi rumah bagi berbagai jenis hewan laut dan burung, serta melindungi pantai dari erosi dan badai. Selain keindahannya, Hutan Mangrove Guraping juga memberikan manfaat bagi masyarakat setempat dengan menjadi sumber ekonomi dan destinasi wisata. Pelestarian hutan mangrove ini juga penting dalam menjaga keseimbangan alam dan memberikan manfaat jangka panjang.

Daihatu Terios 7 Wonders Ternate-HalmaheraDaihatsu Terios 7 Wonders Ternate-Halmahera Foto: dok. Daihatsu

WONDERS 3 dan 4

Setelah mengunjungi destinasi 2 Wonders sebelumnya, yaitu Situs Bersejarah Kedaton dan Hutan Mangrove, kali ini tim ekspedisi kembali melanjutkan ekspedisi menuju WONDERS 3 dan WONDERS 4 yakni Sungai Gaongo dan Desa Talaga-Adat Dodengo. Perjalanan ditempuh dengan jarak sekitar 150 Kilometer untuk menggali potensi wisata dan budaya yang terletak di Kecamatan Ibu, sekaligus merupakan desa terujung di Kabupaten Halmahera Barat.

Gaongo merupakan sebutan bagi warga di desa Naga, yang artinya tempat mandi (Sungai). Dulu, orang desa Naga sering sekali mandi di sungai (Gaongo). Sehingga sampai sekarang orang-orang menyebutnya Sungai Gaongo. Sungai dengan panjang kurang lebih 800 meter ini merupakan tempat masyarakat melakukan aktivitas seperti mandi, mencari ikan, mencari udang dengan cara sogili dengan cara tradisional atau disebut juga dengan "ba jubi" alias memanah.

Sedangkan untuk nama Desa Naga sendiri memiliki 2 versi yang pertama desa ini diberi nama oleh seorang pendeta karena beliau melihat batu yang mirip dengan kepala ular naga yang kedua berasal dari bahasa daerah yaitu Na'ga yang artinya ada.

"Kami di sini desa yang paling ujung di Halmahera Barat. Mungkin terkait dengan sedikit sejarah, sejarah desa Naga ini, awal mula nama desa Naga ini diambil dari bahasa suku Tabaro," ujar Orvans Lexi Uang, selaku Kepala Desa Naga.

WONDERS 5

Setelah menyaksikan keseruan tradisi Dodengo, keesokan harinya tim ekspedisi melanjutkan perjalanan kembali menuju WONDERS 5, yaitu Teluk Jailolo. Teluk Jailolo menawarkan pemandangan spektakuler dengan pantai pasir putih, air laut yang jernih, dan hutan hijau yang melingkupinya. Disini, tim ekspedisi menikmati keindahan alam laut yang kaya dan menyelam di perairan yang indah.

Salah satu pulau kecil tak berpenghuni yang terletak di teluk jailolo yaitu Pulau Babua juga semakin menambah kecantikan pesona destinasi ini. Pulau ini penting bagi budaya warga Jailolo, secara adat dan turun temurun hingga saat ini masyarakat setempat masih rutin menaruh sesajen di atas perbukitan Babua yang tersusun dari batu-batu hitam berukuran besar.

WONDERS 6

Tim ekspedisi kembali melanjutkan ekspedisi menuju 2 destinasi terakhir, yaitu WONDERS 6: Danau Tolire Besar dan Kecil dan WONDERS 7: Pantai Jikomalamo.

Pada WONDERS 6, Danau Tolire Besar dan Kecil merupakan dua perairan yang memukau yang terletak di Pulau Ternate, Maluku Utara. Kedua danau ini memiliki keunikan dan pesona masing-masing. Pada Danau Tolire Besar merupakan danau air tawar yang terletak di kawah gunung berapi. Keindahan danau ini ditambah dengan latar belakang Gunung Gamalama yang megah. Air danau yang tenang menciptakan pantulan indah dari gunung di sekitarnya, memberikan pemandangan yang mempesona. Danau Tolire Besar juga dihiasi oleh hutan tropis yang lebat di sekelilingnya, menciptakan atmosfer alam yang menenangkan.

Daihatu Terios 7 Wonders Ternate-HalmaheraDaihatu Terios 7 Wonders Ternate-Halmahera Foto: dok. Daihatsu

Sedangkan Danau Tolire Kecil berjarak tak jauh dari Danau Tolire Besar, yakni sekitar satu kilometer. Danau ini juga menawarkan pesona yang menakjubkan. Dikelilingi oleh pepohonan hijau dan vegetasi alami, danau ini menciptakan suasana damai dan asri. Kedua danau ini juga dihubungkan oleh kanal kecil yang menambah keindahan panoramanya. Kedua Danau ini juga memiliki nilai histori dan budaya, karena dikelilingi oleh legenda dan cerita rakyat lokal yang memberikan kedalaman lebih pada pengalaman berkunjung.

WONDERS 7

Berikutnya, tim Ekspedisi menuju destinasi terakhir pada WONDERS 7, yaitu Pantai Jikomalamo. Pantal Jikomalamo tak hanya menampilkan pemandangan yang memukau dengan kejernihan air lautnya, tetapi juga menawarkan keindahan terumbu karangnya. Terumbu karang yang memiliki variasi warna dan hidup di bawah permukaan laut menambah daya tarik lebih bagi para pengunjung.

Keragaman hayati laut yang melimpah di sekitar terumbu karang ini menciptakan pengalaman menyelam yang luar biasa, menjadikan Pantai Jikomalamo destinasi yang sempurna bagi para penyelam atau penggemar keindahan bawah laut. Dengan gabungan keindahan pantai dan kehidupan laut yang melimpah. Tak heran, pantai ini menjadi salah satu tempat yang sangat menarik untuk dikunjungi dalam menikmati keutuhan pesona alam di Maluku Utara.

Sebagaimana diketahui, Petualangan Terios 7 Wonders tahun ini memasuki tahun ke-10, setelah sebelumnya sukses menjelajahi area Sumatera pada tahun 2012; disusul Jawa (2013); Sulawesi (2014); Kalimantan (2015); Flores (2016); Maluku Utara (2017); Maluku Selatan (2018); Bengkulu, Pontianak, dan Kolaka (2019); Kalimantan Timur, Sumba, dan Baubau (2022); serta Nusa Tenggara Barat (2023).




(lth/din)

Hide Ads