Hingga saat ini, masih banyak pemilik mobil di Indonesia yang memasang stiker happy family di kaca belakang. Padahal, penggunaan aksesori tersebut sangat tidak disarankan. Sebab, bisa memicu terjadinya tindak kriminal.
Disitat dari DailyMail, stiker happy family telah memakan sejumlah korban di Amerika Serikat. Korbannya kebanyakan anak-anak dan ibu muda. Lantas, mengapa aksesori yang dianggap lucu itu justru menghadirkan petaka?
Kriminolog sekaligus mantan petugas polisi, Terry Goldsworthy, mengatakan seseorang yang memasang stiker happy family di kendaraan sama saja telah menyebarkan informasi pribadi ke orang lain. Informasi itu seperti struktur, nama dan profesi masing-masing anggota keluarga.
Penggunaan stiker happy family di kendaraan, kata Terry, sama saja seperti menyebarkan informasi pribadi di media sosial. Sebab, itu bisa menjadi 'petunjuk' untuk penjahat menjalankan aksinya.
"Mereka (penjahat) menjadi tahu struktur keluargamu, mobilmu, dan di mana kamu tinggal. Ketika kamu menganggap itu mungkin tak penting, maka (korbannya) akan terus bertambah," ujar Terry, dikutip Sabtu (28/10).
Sebelumnya, wanita bernama Kathleen Wiggins di Florida, Amerika Serikat, menjadi sasaran penjahat usai memasang stiker happy family di kaca mobil. Menurutnya, stiker yang memuat profesi suaminya sebagai angkatan laut itu seakan memberi tahu, Kathleen sering sendirian di rumah.
Sebab, suaminya yang merupakan tentara dianggap sering bepergian ke luar pulau. Parahnya lagi, stiker itu mengungkap dia hanya tinggal bersama anak dan seekor anjing. Itulah mengapa, pelaku kejahatan mengira, tak ada sosok 'kuat' lain yang bisa melindungi Kathleen saat suaminya sedang dinas ke luar daerah.
"Itu (dampak menggunakan stiker happy family) benar-benar membuatku terancam," ungkap Kathleen.
Stiker Happy Famili Juga Bahaya untuk Anak
Tony Ivey dari Spartanburg County Sheriff's Department melarang penggunaan stiker happy family di kendaraan pribadi. Sebab, meski informasi yang disampaikan melalui stiker tersebut terbatas, namun itu tetap memudahkan penjahat melancarkan aksinya.
Tony menjelaskan, stiker happy family seakan menjadi 'petunjuk' predator anak dalam menjalankan aksi jahatnya. Menurutnya, melalui profesi orang tua yang termuat di stiker, mereka jadi tahu, kapan waktu anak sendirian di rumah tanpa ditemani ayah dan bundanya.
Penemu stiker happy family, Monica Liebenow bahkan tak menyangka temuannya bisa mengancam keselamatan orang lain. Dia secara tak langsung juga mengaku menyesal telah menemukan stiker happy family.
"Mulanya, stiker itu tidak berbahaya dan hanya dipasang di mobil dengan niat baik orang-orang yang bangga dengan anggota keluarganya. Tapi, saya benar-benar tidak menyangka, stiker tersebut justru memudahkan penjahat mengetahui (informasi) seputar korbannya," terang Monica seakan menyesali temuannya, dikutip dari Moms.
"Saya yakin mereka (penjahat) akan memiliki cara yang lebih canggih dengan memanfaatkan (informasi di stiker) tersebut," kata dia menambahkan.
Simak Video "Video: Helm Hilang di Parkiran? Ternyata Pengelola Harus Tanggung Jawab!"
(sfn/rgr)