Publik digegerkan insiden adu banteng antara bus Eka Cepat dan Sugeng Rahayu di jalur Ngawi-Madiun, Jawa Timur, Kamis (31/8). Berkat kecelakaan maut tersebut, dua kendaraan rusak berat dan tiga orang termasuk sopir dilaporkan meninggal dunia.
Dirlantas Polda Jawa Timur Kombes Muhammad Taslim Chairuddin menegaskan, ada dua penyebab utama mengapa kedua bus tersebut mengalami adu banteng, yakni kelalaian pengemudi bus dan kurang hati-hatinya pejalan kaki.
"Laka itu terjadi di jalanan yang lurus dengan lampu penerangan yang cukup, diduga keras akibat kelalaian pengemudi Bus Sugeng dan pejalan kaki yang dihindarinya," ujar Taslim melalui keterangan resminya kepada wartawan, dikutip Jumat (1/9).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Taslim menjelaskan, peristiwa bermula saat bus Sugeng Rahayu melaju dengan kecepatan tinggi dari arah Ngawi menuju Madiun atau Surabaya. Di tengah jalan tiba-tiba ada seorang pejalan kaki yang hendak menyeberang.
Sopir bus Sugeng itu kemudian kaget dan membanting stirnya ke sisi kanan, hingga menghantam bus Eka Cepat yang melaju di sisi berlawanan, dari Madiun ke arah Ngawi.
"Informasinya Bus Sugeng, saat menghindari pejalan kaki, banting setir, berpindah jalur dan bertabrakan dengan depan kanan bus Eka Cepat yang datang dari arah berlawanan," urainya.
"Artinya kelalaian diawali pejalan kaki yang dimungkinkan akan menyeberang jalan dengan tidak melihat situasi, kemudian kelalaian juga dilakukan pengemudi bus yang tidak menjaga kecepatan, sehingga ketika ada pejalan kaki yang menyeberang atau akan menyeberang jalan, tidak mampu mengendalikan kendaraan sehingga terjadi laka tersebut," tambahnya.
Berkat kejadian tersebut, dua sopir dan pejalan kaki meninggal dunia. Selain itu, ada 14 orang yang dikabarkan mengalami luka-luka ringan. Lantas, apa pelajaran penting yang bisa dipetik?
Pelajaran Penting Insiden Adu Banteng Bus di Ngawi
Pakar keselamatan berkendara dari Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana mengatakan, sopir bus harusnya bisa menjaga kecepatan selama berada di jalan raya. Lebih lagi, mereka melintasi wilayah yang dihuni banyak orang.
"Jadi kecelakaan tersebut bisa dihindari kalau pengemudinya jaga kecepatan, seperti yang kita tahu: mana ada bus yang kecepatannya rendah?" ujar Sony kepada detikOto.
![]() |
Kedua, lanjut Sony, seharusnya pengemudi bus tidak banting stir saat melihat obyek lain di depannya. Apalagi, kata dia, banting stirnya ke jalur berlawanan. Itu bisa mengakibatkan adu banteng yang dampaknya justru lebih parah.
"Menghindar bisa dilakukan dengan hard braking, bukan dibanting ke arah lain yang ada obyeknya juga. Ngerem mendadak bahaya kah? Iya, makanya, balik lagi, jaga kecepatan," ungkapnya.
Menurut Sony, dalam situasi tersebut, banting stir dan rem mendadak sama-sama salah. Namun, kata dia, pengemudi harus punya skala prioritas.
"Jadi tergantung obyek yang ada di depannya. Tapi banting stir lebih berisiko karena pindah jalur, kemungkinan ketemu kendaraan lain dari arah berlawanan," kata dia.
(sfn/din)
Komentar Terbanyak
Segini Beda Penjualan Toyota Alphard vs Denza D9, Beda Jauh
Jarak Tempuh Baterai Mobil Listrik: Kenyataan Tak Seindah Klaim
Polantas Kedapatan Pungli, Dicopot Hari Itu Juga