Kecelakaan Maut di Tol Boyolali, Kenapa Truk Rem Blong Terus Berulang?

Kecelakaan Maut di Tol Boyolali, Kenapa Truk Rem Blong Terus Berulang?

Tim detikcom - detikOto
Jumat, 14 Apr 2023 14:15 WIB
Petugas mengatur arus lalu lintas di sekitar lokasi terjadinya kecelakaan di Jalan Tol Semarang-Solo KM 487, Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (14/4/2023). Berdasarkan data sementara Polda Jawa Tengah, kecelakaan yang melibatkan delapan kendaraan tersebut mengakibatkan enam orang meninggal dunia. ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/nym.
Kecelakaan di Tol Boyolali diduga disebabkan oleh truk rem blong. Foto: ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho
Jakarta -

Kecelakaan beruntun di Tol Boyolali diduga disebabkan oleh truk rem blong. Ini bukan kali pertama kecelakaan disebabkan oleh truk rem blong. Mengapa masih terulang?

Truk rem blong lagi-lagi memakan korban. Kali ini truk diduga mengalami rem blong menyebabkan kecelakaan beruntun di tol Boyolali. Setidaknya ada delapan kendaraan yang terlibat kecelakaan beruntun itu, terdiri dari dua truk pengangkut mobil, dua truk boks muatan paket dan trailer muat besi, truk tronton, truk tangki, dan mobil travel. Akibat kecelakaan itu, delapan korban dinyatakan meninggal dunia.

"Diperkirakan rem blong truk trailer muat besi, menabrak 7 kendaraan," kata Kanit 7 Sat PJR Ditlantas Polda Jateng, AKP Sarwoko dikutip detikJateng.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Soal truk mengalami rem blong dan mengakibatkan kecelakaan fatal bukan kali pertama terjadi. Praktisi keselamatan berkendara sekaligus Founder dan Instruktur Jakarta Defensive Driving Consulting Jusri Pulubuhu bahkan sempat mengatakan bahwa kecelakaan akibat rem blong akan terus berulang.

Kata Jusri, akar masalah dari truk rem blong belum terselesaikan. Akar masalah yang dimaksud berkaitan dengan kompetensi si pengemudi truk. Menurut Jusri, banyak pengemudi kendaraan besar seperti truk atau bus memiliki kompetensi keamanan berkendara memadai.

ADVERTISEMENT

"Karena fakta mengatakan bahwa para pengemudi ini kompetensinya ini berangkat dari kebiasaan," ungkap Jusri.

"Para pengemudi kita semuanya dari fakta yang ada mereka hanya terampil. Tapi apakah mereka memiliki pengetahuan, apakah mereka memiliki attitude? Dua elemen terakhir itu hanya bisa diperoleh dari sebuah pendidikan, sekolah, training. Dan ini menjadi masalah saat sekarang. Mereka tidak memiliki pengetahuan sehingga yang namanya kesadaran tentang keselamatan, kesadaran tentang peraturan berlalu lintas, kemampuan dalam hal beretika atau berempati nggak ada," tambah Jusri.

Senada dengan Jusri, Senior Investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) juga menyebut banyaknya kecelakaan akibat rem blong disebabkan oleh ketidakmampuan sopir menguasai kendaraannya.

Terlebih soal sistem pengereman di truk itu berbeda dengan mobil pada umumnya. Wildan menjelaskan bus dan truk memiliki dua jenis sistem pengereman. Pertama adalah rem berbasis gesekan dan yang kedua rem berbasis non gesekan. Kebanyakan sopir bus dan truk mengetahui soal sistem rem berbasis gesekan. Rem berbasis gesekan ini kata Wildan lebih berisiko membuat blong.

Hal itu sudah sepatutnya dikuasai oleh para pengendara bus dan truk. Tapi pada kenyataannya di lapangan pengendara bus dan truk tidak tahu-menahu soal hal itu.

"Mungkin dapat saya sampaikan bahwa hampir tidak ada pengemudi yang paham prosedur ini, karena apa? Satu, saat ngambil sim B1 nggak ada materi ini. Kedua, pada saat SKKNI juga nggak ada materi ini, artinya nggak pernah sampai knowledge ini. Kalau ada pengemudi yang bisa saya kaget dari mana dia paham teori ini. Nah di sini kuncinya," tutur Wildan.




(dry/din)

Hide Ads