Enam kendaraan terlibat kecelakaan beruntun di tol Ungaran-Semarang. Tampak Honda CR-V sampai menindih Honda Freed. Simak pelajaran pentingnya.
Kecelakaan beruntun terjadi di jalan Tol Ungaran-Semarang. Setidaknya ada ada enam kendaraan yang terlibat kecelakaan beruntun itu. Dalam foto yang dilihat detikOto, kecelakaan beruntun itu mobil ringsek dan bertindihan. Bahkan Honda CR-V dalam posisi menukik karena menindih Honda Freed.
"Melibatkan enam kendaraan bermotor tidak ada korban jiwa," kata Kabid Humas Polda Jateng Kombes Satake Bayu dikutip detikJateng.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun enam kendaraan yang terlibat kecelakaan beruntun tersebut yaitu:
1. Mobil Freed B 2292 FME
2. Mobil CRV B 2557 BJF
3. Bus A 7870 KC
4. Minibus Hiace D 7090 VC
5. Truk Tronton
6. Mobil Mazda
Pelajaran dari Kecelakaan Beruntun di Tol Semarang
Dari insiden tersebut ada pelajaran yang bisa dipetik agar kecelakaan beruntun tak terulang lagi. Beberapa waktu lalu, Sony Susmana selaku Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) mengungkapkan bahwa jarak aman merupakan ruang dan waktu yang dibutuhkan oleh pengemudi untuk menganalisa serta mengantisipasi potensi berbahaya di sekitar. Maka dari itu pengendara harus senantiasa menjaga jarak aman dengan kendaraan yang berada di depannya.
Sony lebih lanjut menjelaskan bahwa dalam kurun waktu tiga hingga empat detik dapat menentukan kemampuan manusia dalam merespon suatu hal. Maksudnya, pengemudi memiliki waktu yang cukup untuk mengantisipasi adanya bahaya dari lingkungan sekitar, terutama dari arah depan dan mobil butuh melakukan pengereman mendadak.
Asumsi dari perhitungan ini berdasarkan respons manusia yang membutuhkan 1,5 hingga 2 detik ditambah reaksi mekanik pengereman yang membutuhkan waktu antara 0,5 hingga 1 detik.
"Satu detik gaya momentum kendaraan, satu detik reaksi rem dan jalan, satu detik mewakili reaksi pengemudi (kaget, memindahkan telapak kaki dari pedal gas ke rem), satu detik safety factor," ujar Sony beberapa waktu lalu.
Praktisi keselamatan berkendara sekaligus Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu juga pernah mengatakan bahwa jalan tol merupakan salah satu lokasi rawan terjadinya kecelakaan. Sementara soal kecelakaan beruntun di tol umumnya disebabkan berbagai faktor, termasuk dari kecerobohan si pengendara itu sendiri.
"Perlu diingat, ketika kita di jalan bebas hambatan atau tol, bukannya kita lebih aman tapi jauh lebih berbahaya. Karena semua kecepatan kendaraan disana itu tinggi sekali, sedangkan kalau di jalan biasa kan kebanyakan kondisi stop and go. Sehingga kejadian kecelakaan beruntun memang lebih rentan terjadi di tol," ujar Jusri.
(dry/din)
Komentar Terbanyak
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah