Aksi anak SMP melakukan freestyle naik motor berujung tragis. Berikut pelajaran yang bisa diambil dari peristiwa tersebut.
Masih sering ditemui bocah SMP berkendara. Padahal jelas secara usia masih di bawah umur. Membuat SIM (Surat Izin Mengemudi) pun belum memenuhi persyaratan usia. Tidak sedikit peristiwa tragis disebabkan oleh aksi siswa SMP yang berkendara itu.
Seperti yang terjadi di Kota Padang saat pelajar SMP terlihat ugal-ugalan naik motor. Dalam rekaman video yang beredar di sosial media, pelajar SMP itu sempat melakukan aksi freestyle naik motor sampai menabrak tembok. Di balik tembok yang ditabrak ada siswa SD tengah mengambil wudu untuk melaksanakan salat Ashar. Akibatnya siswa SD itu tewas karena tertimpa reruntuhan tembok.
Kapolsek Koto Tangah AKP Afrino menyampaikan bahwa insiden itu tengah dalam penyelidikan jajaran Polresta Padang.
"Benar kejadiannya, dia meninggal dunia. Kejadian kemarin sore, saat korban hendak Salat Ashar. Untuk perkara ini sudah ditangani oleh Kanit Laka Polresta Padang," ungkap Afrino dikutip detikSumut.
Dari insiden itu, ada pelajaran yang bisa diambil terutama bagi orang tua. Sejatinya orang tua tidak membiarkan anak di bawah umur untuk berkendara. Senior Instructor Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana mengatakan orang tua harusnya memiliki pemahaman agar tidak memberikan kesempatan anak di bawah umur berkendara. Kalaupun pergi ke sekolah harus menggunakan motor, maka anak bisa difasilitasi dengan antar jemput bukan berkendara sendiri.
"Seringkali orang tua justru menjerumuskan si anak ke ranah bahaya dengan membiarkan mengemudikan motor. Seolah-olah mudah, dekat, gampang tapi tidak sadar risiko yang bisa membuat fatal," tegas Sony saat dihubungi detikOto, Rabu (20/9/2023).
Sony juga menjelaskan anak di bawah umur belum siap secara mental untuk berkendara. Ditambah lagi pemahaman berlalu lintas masih sangat minim.
"Kewaspadaan dalam mengemudikan motor pada kondisi lalu lintas yang mobile belum ada di pikiran anak-anak, sehingga risiko bahaya terabaikan oleh lebih tingginya faktor ego dan emosi," tambah Sony.
Untuk menghindari hal serupa terulang, ada beberapa upaya yang bisa dilakukan seperti melakukan pengawasan di lingkungan, memfasilitasi anak dengan antar jemput, serta edukasi keselamatan di sekolah.
"Sehingga lambat laun akan berkurang anak-anak naik motor," pungkas Sony.
Simak Video "Video: Rencana Presiden Prancis Larang Medsos Bagi Anak di Bawah 15 Tahun"
(dry/din)