Kebetulan sebagai salah seorang konsumen saya terpilih untuk merasakan pertama kali bagaimana sensasi mengendarai sang kuda besi.
Acara berlangsung pada tanggal 11-13 November 2016 dengan biaya akomodasi ditanggung hampir seluruhnya oleh AHM.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jumat (11/11) malam di hotel The Stones seluruh peserta mendapat briefing tentang peraturan berkendara saat touring dan rute yang akan dilewati. Total rombongan 57 peserta dibagi menjadi empat kelompok dengan tiap kelompoknya dipimpin oleh satu road captain melewati jarak sekitar 240 kilometer dibagi menjadi empat etape.
Etape pertama dari Denpasar menuju dataran tinggi Kintamani, lanjut ke daerah pantai utara Singaraja, mendaki ke daerah Bunyan, dan berakhir kembali di Denpasar. Ada jalan lurus, macet, berkelok menanjak, berkelok turun, hujan, bahkan kabut.
Berangkat dari Denpasar pukul 08.00 WITA dengan situasi padatnya kota di hari Sabtu (12/11) saya mencoba mulai secara santai. Motor CBR250RR yang memiliki fungsi tiga mode diset ke mode comfort sambil mencoba membiasakan diri terlebih dahulu sampai pada pemberhentian pertama di Kintamani.
![]() Foto: Istimewa |
Kesan pertama dari CBR250RR yang didapat pada mode comfort rasanya seperti mengendarai motor sport 150 cc. Ringan dan mudah dikendalikan.
Berangkat dari Kintamani menuju Singaraja jalanan berkelok menurun. Di sini satu hal paling menonjol dari sang motor adalah handlingnya yang terasa mantap. Rem dan suspensi terasa mendukung sehingga pengendara juga jadi percaya diri untuk merebahkan motor mengikuti jalan yang meliuk-liuk.
Di jalanan lurus mode sport terlebih sport plus membuat akselerasi motor meningkat. Karakter mesin motor berubah jadi seperti selalu ingin berteriak pada putaran tinggi. Pada gear empat mode sport plus saya sendiri bisa menorehkan top speed hingga 140 kilometer per jam sebelum akhirnya melambat karena kondisi tak memungkinkan.
Pada etape terakhir dari Bunyan kembali ke Denpasar hujan dan kabut pun turun. Cahaya LED motor di sini sulit menembus pekatnya kabut sehingga jarak pandang berkurang jadi hanya sekitar 10 meter memaksa rombongan untuk melambat.
Pukul lima sore seluruh rombongan tiba di cek point terakhir. Badan terasa pegal-pegal karena memang meski ergonomi CBR250RR nyaman namun pada intinya ia adalah motor sport dengan posisi duduk yang racy.
Kembali ke hotel panitia telah menyiapkan makan malam bersama dan esok harinya seluruh peserta kembali ke daerah masing-masing.
Tunggu review lengkap motor ini saat dites di jalanan Bali di Ototest detikOto!
(fds/ddn)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?