Tiga pelajar SMPN 88 Jakarta Barat yang sedang berteduh di pos satpam tertabrak mobil gurunya. Awalnya, seorang guru berinisial B tengah memundurkan mobil yang terparkir di halaman sekolah. Saat tengah memundurkan mobilnya, kendaraan milik B menabrak tiga siswi kelas 1 SMP.
Plt Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Purwosusilo, menjelaskan peristiwa itu terjadi pada Kamis (11/1) pekan lalu. Kondisi saat itu sedang diguyur hujan.
"Itukan hari Kamis pulang sekolah, kondisi hujan, anak-anak ada yang pulang ada yang berteduh di teras pos satpam. Terus ada guru namanya Bu B bawa mobil mau pulang, keluar dari sekolah mundur kan, kondisi hujan tidak terlihat anak itu. Mundur, bukan ditabrak, mundur nggak tahu ada anak. Akhirnya mobilnya mengenai anak. Otomatis kepepet sama tembok teras kan," kata Plt Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Purwosusilo saat dihubungi, Jumat (19/1/2024) dikutip dari detikNews.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berkaca pada peristiwa tersebut, Instruktur Safety Defensive Driving, Andry Berlianto mewanti-wanti kepada para pengemudi mobil lebih memperhatikan area blind spot atau titik buta sebelum memulai berkendara. Bahkan, amati lingkungan sekitar.
"Pastikan dulu area clear dari potensi objek (baik benda hidup atau mati) dengan cara memaksimalkan penglihatan mata, baik melalui semua kaca spion, maupun cek visual fisik dengan gerakan kepala menoleh untuk mengecek lokasi ke sekeliling," kata Andry, kepada detikOto, belum lama ini.
Setelah melakukan pengecekan secara visual, penting juga bagi pengemudi mobil untuk memberi isyarat suara agar objek di sekitar mobil menyadari keberadaannya.
"Setelah menyalakan mesin, lalu bunyikan klakson sebagai penanda kendaraan akan bergerak. Jangan lupa untuk tetap menjaga konsentrasi visual dengan cermat dan tidak diganggu aktivitas lain," sambungnya lagi.
Guru Bertanggung Jawab
Purwosusilo menyebut guru B terpukul atas kejadian tersebut. Dia bertanggung jawab membiayai maupun mendampingi keluarga siswa.
"Bagaimana kepedulian guru dan sekolah? Guru dan sekolah yang mengantar ke RS, menemani keluarga secara bergantian sampai sekarang ini," terangnya.
"Bu B itu terpukul banget, dia ibu-ibu punya murid, dia merasa duh sakit gara-gara saya. Bu B itu berkomitmen akan menemani, membersamai, mensupport akan membantu terkait juga biaya. Walau biayanya ada BJPS, tapi ortunya nungguin, ninggalin kerja untuk transport segala macam maka ngasih sejumlah uang," sambungnya.
(riar/dry)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Gaya Merakyat Anies Baswedan di Formula E Jakarta, Duduk di Tribun Murah