Pengemudi Alphard diduga mabuk hingga menerobos jalan yang masih dicor. Saksi mata bernama Justo (38) mencium bau alkohol dari mulut sopir.
"Dia ini mengaku sebagai pengacara. Nah pas dia ini ngomong, saya mencium bau alkohol di mulutnya," ujar Justo dikutip dari detikSumbagsel.
Sebelum kejadian, warga sudah memperingatinya sedang ada pengecoran jalan. Bahkan disebutkan sudah ada tiga plang penutup. Namun, pelaku masih ngotot untuk melewati jalan tersebut hingga mobilnya tersangkut di jalan dicor.
"Kami sudah peringati dia kalo jalan lagi di cor, bahkan di jalan itu sudah ada 3 plang penutup jalan. Tapi dia masih saja nerobos ke sana sampai mobilnya nyangkut di tengah jalan," katanya.
Dari kacamata safety driving, pengemudi dalam keadaan mabuk adalah kondisi yang sangat berbahaya. Praktisi keselamatan berkendara, Erreza Hardian menjelaskan berkendara dalam kondisi mabuk termasuk dalam impaired driving atau gangguan mengemudi. Impaired driving memiliki ciri pada menurunnya indera penglihatan dan berkurangnya konsentrasi.
"Impaired Driving adalah kondisi mengemudi di bawah pengaruh alkohol (miras) bahkan obat-obatan, akan punya ciri penglihatan kurang, sulit konsentrasi serta refleks sangat buruk," kata dia kepada detikcom beberapa waktu yang lalu.
Menurutnya, ketika pengemudi berada di bawah pengaruh alkohol, reaksi motorik akan menurun. Lambatnya reaksi akan menentukan apakah pengemudi siap menghindari bahaya yang ada di depannya. Belum lagi apabila kadar alkohol dalam tubuh sudah berlebihan dapat menimbulkan halusinasi.
"Akibat minuman alkohol 13% reaksi terhambat," kata Reza.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, mengemudi di bawah pengaruh alkohol dan zat psikoaktif atau obat apa pun meningkatkan risiko kecelakaan yang mengakibatkan kematian atau cedera serius.
Dalam kasus mengemudi sambil mabuk, risiko kecelakaan lalu lintas dimulai dari konsentrasi alkohol dalam darah (BAC) yang rendah dan meningkat secara signifikan ketika BAC pengemudi 0,04 g/dl. Di Amerika Serikat, setidaknya 28 orang setiap hari meninggal karena kecelakaan akibat mengemudi di bawah pengaruh alkohol. Satu orang meninggal dunia setiap 52 menit.
Di Indonesia belum memiliki standar terkait batas konsentrasi alkohol (miras) dalam darah atau blood alcohol concentration (BAC). Berbeda dengan beberapa negara lain yang punya standar itu.
"Drunk driving (menyetir saat mabuk) tentunya menurunkan tingkat konsentrasi seseorang. Pergerakan jadi tidak fokus dan rentan ada kesalahan dalam pengambilan keputusan," kata Praktisi Keselamatan Berkendara, Andry Berlianto.
Di sini juga belum memiliki aturan spesifik mengenai takaran minuman keras saat berkendara. Berdasarkan Undang-Undang No.22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kendaraan, tidak tercantum batasan kadar alkoholnya. Pasal 106 menegaskan, setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor di jalan wajib mengemudikan kendaraannya dengan wajar dan penuh konsentrasi.
"Indonesia tidak punya standar itu (standar BAC), itu pernah kami diskusikan salah satu produsen bir. Masing-masing negara punya standardisasi yang beda. Sekadar sharing dari perusahaan bir di atas ya, jika sudah mengkonsumsi dua gelas saja, maka tidak boleh ada aktivitas pekerjaan lagi yang mengikutinya. Termasuk menyetir," ujar Andry.
Dikutip dari NHTSA (National Highway Traffic Safety Administration) alkohol dalam jumlah sedikit pun dapat memengaruhi kemampuan mengemudi. Pada tahun 2021, terdapat 2.266 orang tewas dalam kecelakaan terkait alkohol yang pengemudinya memiliki BAC 0,01 hingga 0,07 g/dL
BAC diukur dengan breathalyzer, alat yang mengukur jumlah alkohol dalam napas pengemudi, atau dengan tes darah.
Setiap hari, sekitar 37 orang di Amerika Serikat meninggal karena kecelakaan saat mengemudi dalam keadaan mabuk - yaitu satu orang setiap 39 menit. Pada tahun 2021, 13,384 orang meninggal karena alkoholisme saat mengemudi - meningkat 14% dari tahun 2020.
NHTSA menyebut jadi pengemudi yang bertanggung jawab itu sederhana; jika Anda minum, jangan mengemudi. Jika dalam kondisi mabuk, jangan mengemudi dengan alasan apa pun. Hubungi taksi, layanan ride-hailing, atau teman yang tidak mabuk.
Simak Video "Video: Sopir Alphard Ribut dengan Pak Ogah di Semarang, Ini Penyebabnya"
(riar/din)