Mobil rombongan Anies Baswedan mengalami kecelakaan beruntun. Begini pelajaran yang bisa diambil dari kecelakaan beruntun itu.
Mobil rombongan yang berisi iring-iringan calon presiden Anies Baswedan mengalami kecelakaan beruntun di Desa Paya Demam Dua, Kecamatan Pante Bidari, Aceh Timur. Dilansir detikSumut, saat kejadian iring-iringan rombongan Anies melaju kencang menuju lokasi kampanye.
Setiba di lokasi kejadian, tiga mobil yang berada di belakang rombongan utama mengalami kecelakaan. Insiden itu bermula saat mobil Hiace mengerem mendadak sehingga menyebabkan pengemudi Toyota Kijang Innova BK 1694 NR tak sempat mengerem dan menabrak bagian belakang. Dua mobil itu mengalami kerusakan ringan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian, mobil double cabin yang ditumpangi personel Brimob di belakang Innova berusaha mengerem dan mengelak ke kanan untuk menghindari tabrakan. Namun di saat bersamaan, melaju mobil barang Mitsubishi Tronton dari arah berlawanan. Kecelakaan kedua mobil itupun terjadi.
"Dikarenakan jarak yang sudah sangat dekat dengan mobil barang, mobil double cabin terhempas dan menabrak pada bagian depan sebelah kanan tronton tersebut," kata Dirlantas Polda Aceh Kombes Muhammad Iqbal Alqudusy.
Beruntung tak ada korban jiwa dari kecelakaan itu. Rombongan pun melanjutkan perjalanannya. Adapun dari kecelakaan beruntun itu, ada pelajaran penting yang bisa dipetik yaitu agar senantiasa menjaga jarak.
Pelajaran dari Kecelakaan Beruntun
Praktisi keselamatan berkendara sekaligus Director Training Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana pernah menjelaskan bahwa kecelakaan beruntun umumnya dipicu pengendara yang tidak menjaga jarak. Perlu diingat jarak aman merupakan ruang dan waktu yang dibutuhkan pengemudi untuk menganalisa kemudian mengantisipasi potensi berbahaya.
"Jaga kecepatan untuk memastikan kendaraan tetap terkontrol keseimbangannya," kata Sony belum lama ini.
Baca juga: Cara Menghindari Kecelakaan Beruntun |
Kebiasaan tidak menjaga jarak membuat pengemudi tidak memiliki ruang yang aman untuk mengantisipasi dan bereaksi.
"Ketika ada kondisi di depan yang harus dihindarkan, si pengemudi hanya bisa pasrah (jika jarak antar-kendaraan terlalu rapat)," sebutnya.
(dry/din)
Komentar Terbanyak
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah