Yang Harus Dilakukan Saat Mobil di Depan Pakai Strobo Menghadap Belakang

Lampu Sirine/Strobo — Cahaya lampu strobo cukup menyilaukan. Foto: dok detikOto

Jakarta -

Lampu strobo yang dipasang di bagian belakang Toyota Fortuner berpelat 'F 1908' tengah menjadi sorotan. Cahaya yang memancar dari lampu strobo, jelas membuat pengendara di belakangnya silau. Umumnya, ketika melihat cahaya silau mata akan memicing dan tentunya membahayakan saat sedang berkendara.

Lalu apa yang harus dilakukan ketika berada di tepat di belakang mobil berstrobo tersebut? Praktisi keselamatan berkendara Sony Susmana, menyebut bila kamu mendapati situasi demikian, bila memungkinkan segera untuk menghindar.

"Jadi sebaiknya hindari berada di belakang kendaraan tersebut. Menjauh atau mendahului untuk terhindar dari bahaya kecelakaan," kata Sony saat dihubungi detikcom, Kamis (8/9/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kalau tidak begitu, ada potensi kecelakaan tabrak belakang. Adapun memasang lampu strobo di belakang mobil memang tidak sesuai anjuran. Lampu strobo biasanya dipasang di bagian depan ataupun atas mobil.

"Yang sebenarnya lampu strobo di depan atau atas dengan tujuan memberitahukan pengemudi di depannya untuk membuka jalan," jelas Sony.

Penggunaan lampu strobo memang belakangan tengah marak. Terlebih, banyak digunakan oleh mobil pelat hitam. Beberapa di antaranya disebut sebagai kendaraan dengan pelat rahasia. Namun tidak jarang juga lampu strobo digunakan oleh kendaraan pribadi.

Padahal bila mengacu pada Undang-undang Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Pasal 59 ayat 5, mobil pribadi tidak termasuk dalam kendaraan yang boleh menggunakan lampu isyarat.

Adapun bagi yang masih nekat menggunakan lampu strobo ataupun sirine, maka akan terancam sanksi sesuai Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 Pasal 287 ayat 4. Dalam aturan tersebut, pengemudi kendaraan bermotor yang melanggar ketentuan mengenai penggunaan atau hak utama bagi kendaraan bermotor yang menggunakan alat peringatan dengan bunyi dan sinar dipidana dengan pidana kurungan paling lama satu bulan atau denda paling banyak Rp 250.000.