Bawa SUV Bongsor Seperti Fortuner-Pajero Sport Bisa Bikin Pengendara Lebih Arogan?

Pajero viral — Mengendarai SUV bongsor seperti Pajero Sport ataupun Fortuner bikin pengendara lebih arogan?Foto: tangkapan layar

Jakarta -

Tanpa disadari, mengendarai mobil SUV bongsor sekelas Fortuner dan Pajero Sport memberi efek keberanian kepada pengendara itu sendiri. Kalau diperhatikan dalam beberapa kesempatan, ada beberapa oknum pengendara SUV bongsor kerap bertindak arogan di jalan.

Terbaru ada pengendara Pajero Sport yang terlihat cekcok dengan pengemudi Yaris. Kasat PJR Ditlantas Polda Metro Jaya Kompol Sutikno menjelaskan insiden itu bermula saat pengemudi Pajero Sport menyerobot antrean di GT Tomang arah Tol Dalam Kota.

Pengemudi Yaris kemudian menegur pengendara Pajero Sport atas tindakan menyerobot itu. Tak terima ditegur, pengendara Pajero Sport kemudian turun dan terlihat adu mulut dengan sopir Yaris. Bahkan kerah baju pengendara Yaris juga ditarik hingga akhirnya terlihat seperti ditampar. Namun demikian, kasus itu sudah berakhir. Dua pengendara disebut sudah berdamai dan tidak ingin melanjutkan kasus ini ke ranah hukum.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ini bukan kali pertama pengendara SUV bongsor sekelas Pajero Sport maupun Fortuner bertindak arogan. Sebelumnya juga sudah ada beberapa kejadian yang membuat para pengguna SUV ladder frame itu jadi dicap arogan.

"Sepertinya ini efek kendaraan yang dimensinya besar jadi arogansi mudah naik. Tapi ini kita kembalikan ke kualitas pengendaranya ya , bukan kendaraannya," jelas Instruktur Defensive Driving and Riding Global Defensive Driving Consultant (GDDC) Andry Berlianto saat dihubungi detikcom.

Adapun untuk tindakan menyerobot kata Andry, pengendara di belakang bisa mengantisipasi dengan menjaga jarak. Pun bila bertemu dengan pengendara yang bertindak arogan, sebaiknya tidak perlu diambil pusing. Sebisa mungkin hindari pengendara yang seperti itu agar emosi tidak terpancing dan ujung-ujungnya terjadi keributan.

"Berpikir dingin dan menahan amarah serta tidak bertindak spontan berbasis emosi karena biasanya ujungnya akan bermasalah," ungkap Andry.