Presiden Joko Widodo alias Jokowi baru-baru ini mengungkap harga kereta tanpa rel atau autonomous rapid rail transit (ART) di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur. Lantas, seberapa jauh perbedaannya jika dibandingkan bus TransJakarta berukuran besar?
Sebagai catatan, publik banyak menyamakan ART dengan bus gandeng seperti TransJakarta. Sebab, kendaraan umum di IKN tersebut memiliki roda dan melaju di jalan umum tanpa landasan khusus. Namun, pemerintah menengaskan, keduanya merupakan moda transportasi yang berbeda.
Menjelang hari perayaan kemerdekaan di IKN pekan lalu, Presiden Jokowi sempat mengungkap harga kereta tanpa rel per unit. Kendaraan tersebut rupanya dibanderol hingga puluhan miliar rupiah!
"Ini harganya kurang lebih Rp 70 miliar untuk satu unit rangkaian. Kalau kita mau bangun MRT, per km-nya Rp 2,3 triliun. Kalau mau bangun LRT itu kurang lebih Rp 700 miliar per km. Ini tidak berbasis rel, jadi lebih murah," ujar Jokowi, dikutip dari kanal Youtube Sekretariat Negara.
Meski jauh lebih murah dari LRT dan MRT, namun biaya pengadaan ART masih jauh lebih mahal dibandingkan bus TransJakarta. Bahkan, selisihnya bisa mencapai puluhan kali lipat!
Dikutip dari laman e-Catalogue LKPP Jakarta, unit TransJakarta saat ini hanya tersedia bus berukuran sedang BRT. Tertulis harganya mulai Rp 1,045 miliar hingga Rp 1,18 miliaran.
Selanjutnya untuk bus besar, harganya bervariasi dan mulai dari Rp 2 miliaran. Kemudian untuk bus listrik dengan dek rendah banderolnya mencapai Rp 4,9 miliaran. Lalu ada juga bus listrik besar Mobil Anak Bangsa (MAB) yang ditawarkan dengan banderol Rp 5,1 miliaran.
Meski demikian, satu yang perlu dicatat, kapasitas penumpang bus TransJakarta hanya berkisar 60-120 orang. Sementara kereta tanpa rel di IKN bisa memuat 200-an orang sekaligus!
Simak Video "Kereta Tanpa Rel di IKN Bakal Beroperasi Mulai 5 Agustus"
(sfn/lth)