Libur panjang Iduladha membuat hampir seluruh jalan utama di Jakarta sepi kendaraan. Bahkan, menurut pantauan detikOto, titik ramai di Kuningan dan Senayan pagi ini (18/6) benar-benar lengang. Namun, kondisi tersebut nyatanya tak membuat kualitas udara baik.
Sebagai catatan, libur iduladha dan cuti bersama yang berdekatan akhir pekan membuat sejumlah warga Jakarta memutuskan berlibur ke luar kota atau luar negeri. Sehingga, jalan-jalan utama yang biasanya ramai bisa dilintasi tanpa harus macet-macetan.
Pagi tadi saja, detikOto hanya menghabiskan waktu 25 menit untuk menempuh perjalanan dari Bekasi Barat ke Kuningan, Jakarta Selatan. Padahal, biasanya, rute yang sama harus ditempuh dalam waktu 1 jam lebih!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Sayangnya, meski jalan raya sepi mobil dan motor, kualitas udara di Jakarta tetap tak layak hirup. Padahal, selama ini kendaraan kerap dituding sebagai biang kerok buruknya udara di kota berjuluk The Big Durian tersebut.
Menurut aplikasi IQ Air, Selasa (18/6), kualitas udara di Jakarta berada di angka 186 atau unhealthy alias tak sehat. Sementara polutan utamanya ialah PM 2,5. Angka tersebut menandakan warga setempat tak boleh banyak melakukan aktivitas di luar ruangan.
Data tersebut kami ambil pukul 10.00 WIB. Parahnya lagi, sejam sebelumnya, kualitas udara di Jakarta jauh lebih buruk. Bahkan, angkanya tembus 194 dan menjadi kota 'terkotor' di dunia.
![]() |
Data yang digunakan IQ Air ini berasal dari sejumlah kontributor, mulai KLHK, BMKG, US Department of State, hingga sejumlah perusahaan swasta.
Berdasarkan pantauan kami di Jakarta Selatan dan Pusat, tampak kondisi langit ditutupi kabut pekat. Buruknya kualitas udara tersebut membuat gedung-gedung tak bisa terlihat dengan jelas.
Berikut 10 kota dengan tingkat polusi udara tertinggi di dunia berdasarkan data IQ Air pukul 09.00 WIB hari ini:
1. Jakarta, Indonesia
2. Kinshasa, Kongo
3. Kampala, Uganda
4. Delhi, India
5. Manama, Bahrain
6. Beijing, China
7. Lahore, Pakistan
8. Hanoi, Vietnam
9. Batam, Indonesia
10. Kathmandu, Nepal.
(sfn/sfn)
Komentar Terbanyak
Memang Tak Semua, tapi Kenapa Pengguna LCGC Suka Berulah di Jalan?
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Bayar Pajak STNK Masih Datang ke Samsat? Kuno! Ini Cara Bayar Pakai HP