Standar ambang batas gas buang kendaraan bermotor ternyata makin ketat. Kebijakan ini seiring dengan pemberlakuan tilang uji emisi yang dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Direktur Pengendalian Pencemaran Udara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Luckmi Purwandari menjelaskan sudah terbit peraturan terbaru mengenai ambang batas emisi gas buang kendaraan bermotor.
"Telah terbit peraturan menteri LHK nomor 8 tahun 2023 sebenarnya peraturan ini sudah digodok sejak tahun lalu, baru terbit 14 Agustus kemarin," ujar dia dalam Diskusi Publik Quick Response Penanganan Kualitas Udara yang disiarkan Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lukcmi menyebut aturan standar emisi itu tertuang dalam Peraturan Menteri LHK Nomor 8 tahun 2023 tentang Penerapan Baku Mutu Emisi Kendaraan Bermoto Kategori M, Kategori N, Kategori O, dan Kategori L.
Misalnya untuk kendaraan kategori M, - kendaraan bermotor lebih dari empat roda untuk mengangkut penumpang di bawah tahun 2007 punya standar uji hidrokarbon (HC) dan karbon moniksida (CO) yang lebih ketat dari aturan sebelumnya.
"Kendaraan di bawah tahun 2007, peraturan lama (HC) 1.200 ppm, peraturan baru (HC) 1.000 ppm," jelas dia.
Lebih rinci mobil keluaran di atas 2018 lebih kecil lagi angkanya, kadar CO harus 0,5 persen dan HC 100 ppm. Selanjutnya untuk sepeda motor 2 tak di bawa tahun 2010, Aturan lama mengatur maksimal HC 12.000 ppm, sedangkan regulasi terbaru makin dikecilkan jadi 6.000 ppm. Untuk motor 4 tak pada tahun keluaran yang sama harus memenuhi standar hidrokarbon 2.200 ppm.
Motor di atas tahun 2016 lebih kecil lagi standar emisi gas buangnya, yakni 1.000 ppm.
Luckmi menegaskan emisi gas buang sangat berpengaruh dengan perawatan dan jenis bahan bakar yang digunakan oleh pengguna kendaraan bermotor.
Kualitas emisi gas buang kendaraan itu sangat dipengaruhi dari perawatan dan bahan bakar yang digunakan," ujar dia.
"Harus menggunakan bahan bakar sesuai teknologi kendaraannya," ucapnya lagi.
Berikut ini tabel standar emisi gas buang terbaru berdasarkan Peraturan Menteri LHK Nomor 8 tahun 2023 tentang Penerapan Baku Mutu Emisi Kendaraan Bermoto Kategori M, Kategori N, Kategori O, dan Kategori L;
Kategori M untuk bensin; Kendaraan bermotor roda empat atau lebih yang digunakan untuk angkutan orang
Kategori | Tahun Pembuatan | Karbon Monoksida (CO) | Hidrokarbon (HC) | Metode Pengujian |
M | <2007 | 4 Persen | 1.000 ppm | Idle |
M | 2007 - 2018 | 1 Persen | 150 ppm | Idle |
M | >2018 | 0,5 Persen | 100 ppm | Idle |
Kategori N; Kendaraan bermotor roda empat atau lebih yang digunakan untuk angkutan barang.
Kategori O; Kendaraan bermotor penarik untuk gandengan atau tempel
Tabel mesin bensin
Kategori | Tahun pembuatan | Karbon Monoksida (CO) | Hidrokarbon (HC) | Metode Pengujian |
N dan O | <2007 | 4 persen | 1.100 ppm | idle |
N dan O | 2007 - 2018 | 1 persen | 200 ppm | idle |
N dan O | >2018 | 0,5 persen | 100 ppm | idle |
Kategori M, N, O untuk diesel:
Kategori | Tahun | Opasitas | Metode Pengujian |
JBB < 3,5 ton | <2010 | 65% HSU | Percepatan Bebas |
JBB < 3,5 ton | 2010-2021 | 40% HSU | Percepatan Bebas |
JBB < 3,5 ton | >2021 | 30% HSU | Percepatan Bebas |
GVW > 3,5 ton | <2010 | 65% HSU | Percepatan Bebas |
GVW > 3,5 ton | 2020-2021 | 40% HSU | Percepatan Bebas |
GVW > 3,5 ton | >2021 | 35% HSU | Percepatan Bebas |
Kategori L; sepeda motor
Kategori | Tahun Pembuatan | Karbon Monoksida (CO) | Hidrokarbon (HC) | Metode Pengujian |
Sepeda Motor 2 langkah | <2010 | 4,5 persen | 6.000 ppm | Idle |
Sepeda motor 4 langkah | <2010 | 5,5 persen | 2.200 ppm | Idle |
Sepeda motor | 2010-2018 | 4 persen | 1.200 ppm | Idle |
Sepeda Motor | >2018 | 3 persen | 1.000 ppm | Idle |
(riar/dry)
Komentar Terbanyak
Penjualan Mobil Ambrol, Ekonomi Indonesia Tidak Baik-baik Saja
Duh! Ojol Ancam Mau Demo Sebulan Sekali
Penjualan Mobil Anjlok, Pemerintah Minta Tak Sampai Ada PHK