YLKI Sudah Terima Aduan Masyarakat Masalah Rangka eSAF Honda, Segini Jumlahnya

YLKI Sudah Terima Aduan Masyarakat Masalah Rangka eSAF Honda, Segini Jumlahnya

Ridwan Arifin - detikOto
Rabu, 23 Agu 2023 12:50 WIB
PT Astra Honda Motor (AHM) memperkenalkan proses produksi teknologi rangka terbaru Honda Genio, yaitu enhanced Smart Architecture Frame (eSAF).
Honda Genio pakai rangka eSAF Foto: dok AHM
Jakarta -

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) sudah menerima laporan terkait rangka motor eSAF (enhanced Smart Architecture Frame) yang diduga mudah keropos dan karatan. YLKI sudah bersurat dengan PT Astra Honda Motor (AHM) untuk menjelaskan masalah tersebut.

"Kita menerima pengaduan terkait rangka yang berkorosi khususnya yang berbahan eSAF kurang dari 10 pengaduan," kata Divisi Litigasi dan Hukum YLKI Warsito Aji kepada detikcom, Rabu (23/8/2023).

Belakangan ini media sosial riuh dengan narasi motor Honda dengan rangka eSAF yang dituding karatan dan keropos. Beriringan dengan ramainya isu tersebut, YLKI mengaku sudah bersurat dengan PT AHM untuk meminta klarifikasi. Namun dia mengatakan PT AHM selaku produsen motor rangka eSAF belum memberikan balasan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dari informasi dan pengaduan dari konsumen tersebut kami telah menindaklanjuti dengan berkirim surat kepada pihak Honda untuk mendapatkan klarifikasi maupun tanggapan atau penyelesaian atas pengaduan konsumen tersebut namun sampai kami belum mendapatkan jawaban maupun klarifikasi dari pihak AHM surat kami kirimkan pada hari senin 21 Agustus 2023," jelas Warsito Aji.

Terkait viralnya dugaan rangka eSAF yang mudah korosif, PT AHM sudah buka suara. Direktur Pemasaran PT AHM Octavianus Dwi Putro mengatakan hal itu perlu dilihat kasus demi kasus. Konsumen bisa melapor ke jaringan distribusi PT AHM supaya diinvestigasi lebih lanjut.

ADVERTISEMENT

"Kita melihatnya mesti case by case ya. Itu case-nya dilaporkan saja, nanti kita akan dalamin lebih lanjut. Karena sejauh ini tidak ada keluhan yang berarti mengenai hal itu dari konsumen-konsumen yang lain. Jadi mungkin mesti dilihat case by case-nya," kata Octavianus beberapa waktu yang lalu.

Menurutnya, beberapa kasus perlu diinvestigasi lebih lanjut. Apakah karena pemakaian, atau karena dekat pantai.

"Tergantung case-nya. Kalau case-nya kesalahan pemakaian, ya kita akan bantu next-nya jangan kejadian. Kemudian sparepart-nya kita akan bantu. Beberapa perlu ada investigasi lebih lanjut, kaitannya sama QC (pengecekan kualitas), kita akan tangani. Jadi tergantung kasusnya. Kalau misalkan mengenai frame patah sementara pas dilihat karena pemakaian, karena dekat pantai atau laut, nah itu banyak case-nya. Makanya saya nggak bisa ngomong, case by case saja," sebutnya.

Sebab, kata Octavianus, terkadang motor yang digunakan di daerah pesisir dihadapi risiko korosif lebih besar. Alhasil, ada kemungkinan besi-besinya akan keropos lebih cepat.

"Kadangkala begini, itu kan korosif. Sama kayak teman-teman yang tinggal di daerah pantai, lebih cepat korosif di sana," ujarnya.




(riar/din)

Hide Ads