PT Hino Motors Sales Indonesia (HMSI) bekerja sama dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia untuk menggelar pelatihan sopir truk dan bus melalui program prakerja. Harapannya, angka kecelakaan yang melibatkan dua kendaraan besar tersebut bisa lebih ditekan.
Berdasarkan data Kemenhub RI tahun lalu, kendaraan komersial bertubuh besar menduduki peringkat kedua sebagai penyumbang kecelakaan terbanyak di Indonesia. Kendaraan tersebut hanya kalah dari sepeda motor.
Pemicu kecelakaan yang melibatkan truk dan bus sebenarnya beragam, namun seringnya karena kesalahan pengemudi atau human error. Itulah mengapa, sebagai produsen kendaraan komersial, Hino merasa bertanggung jawab menekan kasus tersebut.
Hino punya program bernama Hino Academy dengan memberikan pelatihan kepada para sopir bus dan truk. Namun, untuk meningkatkan jumlah peserta, mereka bekerja sama dengan Menko Bidang Perekonomian RI untuk mengadakan program prakerja.
"Melalui program ini, Hino mengadakan pelatihan mengemudi truk dan bus yang tak hanya memberikan keterampilan praktis kepada peserta, tapi juga membantu mereka memperoleh pengetahuan yang diperlukan untuk menghadapi tantangan di industri transportasi," ujar COO HMSI, Santiko Wardoyo di ICE BSD, Tangerang Selatan.
Pada program Hino Academy, para sopir truk dan bus akan dilatih instruktur dengan sertifikasi BNSP atau Badan Nasional Sertifikasi Profesi. Selain kemampuan berkendara, peserta juga diajarkan etika selama berada di jalan raya.
Sementara Chairul Saleh selaku Asisten Deputi IV Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menjelaskan, para sopir truk dan bus yang ingin mengikuti program tersebut tinggal mendaftarkan diri di laman resmi Prakerja dan mengisi form yang diminta.
"Kami tidak ingin sopir truk dan bus itu bisa hanya sekadar otodidak, misal (belajar) dari orang tua atau pasangannya. Kami mau bagaimana program pelatihan ini bisa meningkatkan kemampuan pengemudi saat berada di jalan raya," kata dia.
Simak Video "Video: Nego Tarif Trump, Indonesia Bakal Impor Produk AS Senilai Rp 547 T"
(sfn/dry)