Round Up

Ahok soal Polusi: Premium Dicabut pada Teriak - Pertalite Bukan Solusi

Dina Rayanti - detikOto
Jumat, 18 Agu 2023 09:37 WIB
Ahok menyebut saat Premium mau dihapus banyak yang tak setuju. Foto: Rifkianto Nugroho
Jakarta -

Ahok mengatakan dulu saat Premium mau dihapus banyak yang tak setuju, sementara Pertalite juga tak serta merta lebih bersih. Ini menjadi pemicu polusi udara Jakarta.

BBM kotor disebut-sebut turut berkontribusi terhadap polusi udara di Jakarta. Penggunaan BBM kotor membuat emisi gas buang kendaraan buruk hingga mengakibatkan polusi udara. BBM kotor memang belum bisa sepenuhnya lepas dari Indonesia.

Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama juga mengamini penggunaan BBM kotor masih banyak digunakan. Kata Ahok, penghapusan BBM kotor sekelas premium juga sempat mendapat penolakan dari berbagai pihak. Di samping itu, pengganti Premium yakni Pertalite juga bukan merupakan BBM bersih.

"Sebetulnya dulu kita cabut Premium lu pada teriak, itu Premium jelas kotor kan, Pertalite juga nggak sesuai," ujar Ahok saat ditemui di ICE BSD, Tangerang belum lama ini.

"Makanya saya bilang sama Pertamina, kita punya Pertashop begitu banyak, kenapa inflasi itu tinggi di rumah tangga, terutama di energi rumah tangga dan transport, selain ada avtur, kita sudah bisa bikin bioavtur, Pertamina sudah bisa bikin 100 persen," tambah Ahok.

Sekadar kilas balik, Premium (RON 88) sudah dihapuskan per 1 Januari 2023. Kini ada Pertalite (RON 90) sebagai pengganti yang disebut lebih ramah lingkungan. Di sisi lain, kendaraan bermesin bensin di Indonesia sudah menganut standar Euro 4. Untuk diketahui, dengan spesifikasi Euro 4 berarti bahan bakar bensin dengan kadar oktan minimal 91, bebas timbal, dan kandungan sulfurnya maksimum 50 ppm sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan nomor 20 tahun 2017 tentang Baku Mutu Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor tipe Baru Kategori M, Kategori N, dan Kategori O.

Bila mengacu pada spesifikasi tersebut, jelas Pertalite tak memenuhi spesifikasi Euro 4. Pertalite diketahui memiliki kadar RON 90 dan kandungan sulfurnya setara 500 ppm. Pertamax meski kadar RON-nya lebih tinggi namun juga memiliki kandungan sulfur 500 ppm. Kalau diperhatikan secara spesifikasi, keduanya tidak memenuhi syarat spesifikasi standar Euro 4.

Yang jadi masalah sekarang, orang beli bensin Pertalite karena subsidi, solar subsidi di SPBU, bawa ke kampung, jadi Pertamini, nggak ditutup-tutup. Pertamini jual lebih mahal. Rakyat beli mahal dengan kualitas yang rendah. Kalau kita jual Pertamax, di kota ini nggak ada Pertalite, Solar subsidi, semua dipindahin ke Pertashop ke daerah-daerah," tutur Ahok.

"Kan daerah kan udara lebih bersih, lebih gampang, jumlahnya nggak padat, jadi di kota nggak ada. Begitu orang yang susah ekonominya gimana? Sesusah-susahnya ekonomi kamu masih ada desa dong? Saya juga tinggal di desa, atau di kelurahan ini kan nggak mungkin kita tinggal di kabupaten, nggak ada di dalam kelurahan, ya sudah pindahkan ke daerah sehingga subsidi tepat sasaran. Kalau itu tepat sasaran, daya beli masyarakat naik kan?" pungkas Ahok.



Simak Video "Video Suami Najwa Shihab Wafat, Ahok: Semoga Almarhum Diterima di Sisi Allah"

(dry/din)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork