Penemu Nikuba, Aryanto Misel mengungkap dirinya pernah 'dibantai habis' di Indonesia. Itulah yang membuatnya ogah dibantu pemerintah atau BRIN untuk mengembangkan temuannya.
Alat yang diklaim bisa mengubah air menjadi BBM bernama Nikuba temuan warga Cirebon Aryanto Misel, belakangan ramai disorot. Nikuba sendiri sebelumnya sudah viral pada tahun 2022. Kala itu Nikuba diklaim hanya membutuhkan satu tetes air untuk menempuh jarak sekitar 50 km. Alat pengkonversi air jadi BBM itu juga sudah diuji dengan memasangnya di kendaraan dinas TNI.
![]() |
Aryanto menyebut, untuk sekitar 1 liter air yang dikonversi menjadi Hidrogen melalui Nikuba buatannya, mampu membuat kendaraan menempuh perjalanan dari Cirebon hingga Semarang, pulang pergi. Salah satu anggota TNI yang motornya dipasangi Nikuba pun bercerita pengalamannya. Dengan menggunakan Nikuba selama empat hari, hanya membutuhkan air kurang dari setengah liter.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ahli Sebut Bukan Teknologi Baru
Tapi temuan itu juga tidak sepenuhnya dipercaya bisa benar-benar menggantikan BBM. Sejumlah ahli berpendapat itu bukanlah temuan baru. Ahli Konversi Energi dari Fakultas Teknik dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung (ITB), Tri Yuswidjajanto Zaenuri mengatakan teknologi seperti itu sudah dikembangkan sejak 1960-an, karena sudah banyak orang yang mengenal konsep elektrolisa air. Sekadar diketahui, elektrolisa air merupakan penguraian senyawa air (H2O) menjadi oksigen (O2) dan hidrogen (H2) dengan menggunakan arus listrik yang melalui air tersebut.
Yus juga mengatakan teknologi tersebut tak sepenuhnya bisa menggantikan bensin. Dia menjelaskan untuk bisa menggunakan air sebagai bahan bakar pengganti tidak hanya dibutuhkan aki, tapi tetap membutuhkan bensin. Jika memakai air saja untuk proses ini, hal itu tidak akan cukup.
"Lama-lama aki bisa tekor karena secara keseimbangan energi tidak cukup. Lebih besar untuk memproduksi dari pada yang berguna. Jadi tak hanya butuh aki, tapi juga tetap butuh bensin," jelas Yus.
Unjuk Gigi di Italia Tuai Kontroversi
Setahun berselang, TNI Angkatan Darat dalam keterangan resminya membagikan kabar bahwa Nikuba mendapat kesempatan dipresentasikan di Italia. Di Negeri Pizza itu kabarnya Nikuba pamer di depan sejumlah perusahaan otomotif Italia tanpa menjelaskan lebih detail perusahaan dimaksud.
"Tiba saatnya Nikuba sebagai alternatif solutif akan mencoba terbang untuk dipresentasikan pada dunia. Meski memerlukan proses, namun ide, tindakan, komitmen dan keyakinan terhadap Nikuba sebagai alternatif energi terbarukan dapat menjadi peluang di masa yang akan datang," ungkap Pandam III Siliwangi Mayjen Kunto Arief Wibowo.
Usut punya usut perusahaan Italia yang kepincut Nikuba adalah perusahaan penyuplai energi untuk Lamborghini dan juga Ferrari. Berita itu rupanya disambut ragam respon dari warganet di Indonesia. Banyak yang bangga atas pencapaian Nikuba namun tidak sedikit yang skeptis. Ditambah lagi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengatakan Nikuba masih harus diuji ilmiah untuk membuktikan cara kerjanya benar-benar bisa menggantikan peran air sebagai bahan bakar di kendaraan.
"Itu salah satu yang sedang kita ajak supaya bisa dibuktikan secara saintific. Itu dulu yang nomor satu, sehingga kalau ada penyempurnaan ya kita sempurnakan bersama-sama karena Nikuba itukan basically hidrogen, bahan bakar berbasis hidrogen. Memang banyak penemuan dan sebagainya," ujar Kepala BRIN Laksana Tri Handoko.
(Selanjutnya: Penemu Nikuba Ungkap Makna 'Dibantai Habis' BRIN)
Komentar Terbanyak
Memang Tak Semua, tapi Kenapa Pengguna LCGC Suka Berulah di Jalan?
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah