Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) angkat bicara tentang alat pengkonversi air menjadi bahan bakar Nikuba yang viral dibicarakan. BRIN tidak menyangsikan kalau air bisa sepenuhnya menggantikan BBM di masa depan.
"Sangat mungkin (air jadi bahan bakar), dengan syarat satu BBMnya habis. Kan tidak bisa dipakai lagi kalau tidak ada BBM," ujar Kepala Organisasi Riset Energi dan Manufaktur BRIN, Haznan Abimanyu saat konferensi pers di Jakarta Pusat, belum lama ini.
Haznan menjelaskan proses air menjadi bahan bakar terdapat empat jenis metode, pertama, mengubah air atau memecah air menjadi hidrogen dan oksigen dengan termokimia. Kedua, fotolisis memanfaatkan cahaya. Ketiga, elektrolisis. Keempat, biologis, yakni seperti limbah pabrik kelapa sawit dikonversi menjadi hidrogen dan metana.
Lebih lanjut, kalaupun ditemukan teknologi tersebut saat BBM masih tersedia, perlu diketahui bagaimana apakah air bisa eknomis sebagai pengganti bahan bakar minyak.
"Yang kedua kalaupun BBMnya masih ada, apakah energi air yang dihasilkan setara atau melebihi BBM tersebut dan harganya setara atau kurang dari BBM,"
Sebagai lembaga yang memfasilitasi penelitian dan riset, BRIN dengan tegas mendukung dan memfasilitasi produk inovasi baru sehingga bisa digunakan untuk masyarakat. Namun, Haznan menjelaskan ada kriteria yang harus dipenuhi. Pertama, terkait ide. Tak hanya diidentifikasi, BRIN juga akan menguji ide peneliti hingga penentuan tahapan selanjutnya.
"Idenya itu kita uji, apakah bisa kita lakukan. Mungkin kan ada yang namanya 'ide gila' itu kita nggak bisa fasilitasi lanjutan," kata Haznan.
Selanjutnya bila ide peneliti lolos dari uji standar BRIN, akan ada proses pengkajian lebih lanjut terkait hal tersebut. Dicari pula literatur yang mendukung ide tersebut sehingga bisa dilakukan riset. Pada proses riset, peneliti bersama BRIN akan melakukan berbagai percobaan. Tak hanya sekali, percobaan akan dilakukan terus menerus hingga menemukan hasil yang memuaskan.
Bila hasil telah ditemukan, proses selanjutnya adalah pengujian. Terutama untuk karya inovasi berbasis teknologi.
"Kalau misalnya itu teknologi baik teknologi kendaraan atau yang lain, tentu harus diuji. Terutama tentang energi seperti nikuba. Apakah energi yang dihasilkan lebih besar dibandingkan energi yang digunakan untuk bahan bakar tersebut. Lalu apakah bahan bakar yang kita ciptakan itu tidak merusak atau mengganggu proses pembakaran di kendaraan dan sebagainya," tambah Haznan.
Bila sudah berhasil seluruhnya baru bisa dikomersialisasi dengan berbagai penilaian. Contohnya apakah inovasi itu ramah lingkungan, ekonomis atau tidak.
"Setelah dikaji komersialisasinya akan timbul sertifikasi yang menerangkan karya inovasi tersebut," tutupnya.
Soal air menjadi bahan bakar juga pernah menjadi sorotan miliarder, Elon Musk. Dia jelaskan bahwa bahan bakar hidrogen yang berasal dari air tidak tercipta secara alami. Karenanya untuk bisa mendapatkan bahan bakar ini, perlu teknik pengolahan air yang rumit dan tidak efektif.
"(Bahan bakar hidrogen) itu tidak tercipta secara alami di bumi, jadi Anda harus memisahkan air dengan elektrolisis atau memecahkan hidrokarbon," kata Musk mengutip pernyataannya di CNBC tahun lalu.
"Saat Anda memecahkan hidrokarbon, Anda benar-benar belum memecahkan masalah bahan bakar fosil, dan efisiensi elektrolisisnya buruk," ujarnya
Elon Musk menyatakan perlunya banyak energi untuk bisa memisahkan hidrogen dan oksigen yang terkandung di air. Belum lagi hidrogen-hidrogen ini perlu di-'padatkan' dalam tekanan yang sangat tinggi agar bisa disimpan dalam sebuah tabung.
"Jadi Anda benar-benar menghabiskan banyak energi untuk memisahkan hidrogen dan oksigen (dalam air). Kemudian Anda harus memberinya tekanan, ini juga membutuhkan banyak energi," ungkap Musk
"Dan jika Anda harus mencairkan hidrogen, ya Tuhan," lanjutnya.
Musk pun menyimpulkan perlunya banyak energi hanya untuk mengubah air menjadi hidrogen kemudian untuk menyimpannya agar siap dipakai. Karena efisiensi yang sangat rendah inilah ia merasa hidrogen merupakan salah satu bahan bakar paling 'konyol' untuk dikembangkan.
"Jumlah energi yang dibutuhkan untuk membuat hidrogen dan mengubahnya menjadi bentuk cair sangat mencengangkan. Ini adalah hal paling bodoh yang bisa saya bayangkan untuk penyimpanan energi," kata Musk lagi.
Simak Video "Video Nyobain Animalium BRIN!"
(riar/lua)