Badan Riset Inovasi dan Nasional (BRIN) menyatakan belum tahu lebih jauh terkait teknologi Nikuba. Namun, BRIN menyebut ada salah satu alat yang sudah dijual di pasaran mirip dengan Nikuba, yakni menggunakan sistem elektrolisis air.
Kepala Organisasi Riset Energi dan Manufaktur BRIN, Haznan Abimanyu, menjelaskan proses air menjadi bahan bakar. Ada empat jenis metode, pertama, mengubah air atau memecah air menjadi hidrogen dan oksigen. Kedua, fotolisis memanfaatkan cahaya. Ketiga, elektrolisis. Keempat, biologis, yakni seperti limbah pabrik kelapa sawit dikonversi menjadi hidrogen dan metana.
BRIN saat ini belum menguji alat Nikuba, yang dibuat Aryanto Misel. Warga Cirebon itu disebut belum berkenan untuk menguji Nikuba dengan fasilitas BRIN.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mohon maaf, saya belum bisa menilai karena belum lihat teknologinya. Dan kami sudah menawarkan untuk diuji di lab kami sehingga kami tahu teknologi apa yang dipakai. Kemudian apakah ada pembaruan dengan teknologi yang sudah ada?" ujar Haznan Abimanyu, dalam konferensi pers di kantor BRIN, Jakarta, belum lama ini.
Haznan mencontohkan yang dilakukan orang bernamaJoko Santoso, yang mengubah H2O menjadi HHO. Katanya, inovasinya mirip dengan Nikuba. Lebih lanjut, Haznan menambahkan alat yang dibuat oleh Joko Santoso sudah dipertegas tetap memakai bahan bakar bensin, sedangkan HHO yang dihasilkan bisa menghemat penggunaan bahan bakar.
"Yang kalau kita lihat searching di YouTube atau di mana gitu ya, itu banyak teknologi yang menggunakan air untuk energi misalnya mungkin teman-teman media, Joko Santoso, yang mirip dengan Nikuba," jelas dia.
"Ia (Joko) menggunakan air, tapi dia ubah air menjadi HHO, kalau air kan H2O, nah dia menggunakan HHO sehingga hidrogen bisa digunakan untuk bahan bakar di kendaraan. Tapi dia juga tidak mengklaim bahwa air itu sebagai bahan bakar. Dia cuma mengklaim bahwa ini sebagai penghemat. Artinya dia tetap pakai bahan bakar bensin, cuma airnya itu sebagai penghemat supaya bahan bakarnya tidak 100 persen terpakai," paparnya.
"Kalau kita searching banyak itu teknologi-teknologi tentang air tadi," sambungya lagi.
BRIN mengatakan disebut inovasi bila punya unsur kebaruan. Tetapi lembaga riset milik pemerintah ini belum berani memastikan Nikuba punya unsur kebaruan atau tidak.
Haznan mengatakan pemiliknya Aryanto Misel pun tidak mau menjelaskan bagaimana proses dibuatnya Nikuba ini.
"Cuma tadi saya tidak bisa menilai apakah Nikuba punya kebaruan? saya tidak bisa menilai, karena kami belum pernah melihat secara langsung teknologinya, dan Pak Misel pun sampai saat ini belum menjelaskan. Wallahualam, kalau saya belum pernah melihat," pungkas Haznan Abimanyu.
Diberitakan detikcom, BRIN menyatakan pihaknya mendukung temuan masyarakat, termasuk Nikuba. Sebagaimana diketahui, Aryanto Misel membuat alat bernama Nikuba. Alat bikinannya ramai mendapat sorotan publik sejak 2022.
Nikuba kembali hangat diperbincangan lantaran mendapat atensi dari mancanegara. Dalam informasi yang dimuat di website TNI, Aryanto Misel dan tim berangkat ke Italia, pada 16 Juni dan mempresentasikan inovasinya pada 18 Juni 2023. Kepala Penerangan Kodam III Siliwangi Kolonel Inf Adhe Hansen mengklaim penyedia energi asal Italia telah mengadakan perjanjian kerja sama dengan pihak Nikuba.
Cara kerja Nikuba
Detikcom pernah menyambangi kediaman Aryanto Misel di Cirebon, tahun 2022 lalu. Ia kemudian menjelaskan cara kerja alat buatannya itu. Menurut Aryanto, Nikuba ini berfungsi memisahkan antara Hidrogen (H2) dan Oksigen (O2) yang terkandung di dalam Air (H2O) yang telah dimasukkan ke dalam alat tersebut.
"Alat ini bisa menghasilkan Hidrogen yang berasal dari Air. Namun Air yang digunakan adalah air yang sudah tidak mengandung logam berat. Air yang dimasukan ke dalam alat ini akan dielektrolisis. Air ini nantinya akan terpecah menjadi Hidrogen (H2) dan Oksigen (O2)," kata dia.
"Hidrogen (H2) ini nantinya akan dialirkan ke ruang pembakaran mesin kendaraan. Sementara Oksigen (O2)nya akan dielektrolisis lagi agar menjadi Hidrogen untuk kembali dialirkan ke ruang pembakaran mesin kendaraan," ucap Aryanto.
Dikutip detikJabar, Nikuba buatan Aryanto Misel sudah dipasang di sekitar 31 unit kendaraan dinas milik TNI. Salah satunya dipasang di kendaraan dinas milik anggota TNI dari Koramil Lemahabang Serda Muhammad Sutami.
Saat ditemui di kediamannya di Kabupaten Cirebon, Serda Sutami bercerita tentang pengamalannya selama menggunakan Nikuba buatan Aryanto. Serda Sutami mengaku sudah sekitar empat hari menggunakan alat tersebut.
"Dengan dipasangnya alat Nikuba ini sangat berguna sekali bagi saya untuk menjalankan tugas sebagai Babinsa," kata serda Sutami saat berbincang dengan detikJabar baru-baru ini.
Sejak alat tersebut terpasang di kendaraan dinasnya, Sutami mengaku sudah tidak lagi menggunakan Bahan Bakar Minyak (BBM). Adapun BBM yang masih tersimpan di tangki kendaraannya, hanya sebatas untuk mengantisipasi jika sewaktu-waktu Nikuba buatan Aryanto mengalami masalah.
(riar/lua)
Komentar Terbanyak
Ini Dampak Buruk Andai Tarif Ojol Naik 8-15 Persen di Indonesia
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Ternyata Gegara Ini Insinyur India Bikin Tikungan Flyover 90 Derajat