Malfungsi komponen kerap menjadi dalang dari kecelakaan yang dialami truk hingga bisa rem blong. Malfungsi komponen itu disebabkan oleh suku cadang yang tidak diganti padahal sudah melewati masa pakai.
Tidak semua pemilik atau pengemudi kendaraan besar seperti bus dan truk mengganti suku cadang sesuai dengan masa pakainya. Pun di Indonesia tidak ada ketentuan khusus soal batasan usia suku cadang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak jarang ditemukan meski sudah tak layak pakai, suku cadang itu masih digunakan. Faktor biaya biasanya menjadi alasan di balik penggunaan suku cadang tidak sesuai usianya itu.
Tentu itu bisa menimbulkan dampak buruk terhadap keselamatan di jalan. Penggunaan suku cadang yang tak layak membuat malfungsi terhadap komponen itu sendiri. Dan itu menimbulkan efek domino yang berakibat fatal. Senior Investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Ahmad Wildan mengungkap malfungsi itu juga dapat menyebabkan rem menjadi blong.
"Di Jepang, kompresor itu tiap 250 ribu km harus dilakukan overhaul, di kita enggak ada, sehingga ketika kompresor malfunction akan terdapat oli dan sebagainya yang akan terbawa ke airdyer dan menyebabkan airdryer mengalami malfunction juga, sehingga pada akhirnya kita akan menemukan oli dan air di dalam tabung udara (air tank) yang selanjutnya akan masuk ke selang angin dan sampai ke diafragma brake chamber dan relay valve," terang Wildan.
"Diafragma brake chamber dan komponen relay valve itu terbuat dari karet, sehingga mempercepat proses aging, fatigue, pada akhirnya robek sehingga terjadi kebocoran. Ini saya sebut catasthrope. Kerusakan pada satu komponen akan menimbulkan kerusakan pada komponen lainnya dan akhirnya bisa menyebabkan kegagalan pengereman," lanjut Wildan.
Wildan menjelaskan dalam investigasi yang dilakukan KNKT terkait rem blong, masalah tersebut beberapa kali ditemukan. Faktor lain yang juga menyebabkan rem blong adalah kesalahan pengemudi dalam menggunakan gigi saat melintas di jalanan menurun. Meski rata-rata di jalan tol penurunannya tidak terlalu signifikan, namun salah memasukkan gigi bisa berakibat fatal.
"Kegagalan pengereman pada jalan menurun sering dipicu kesalahan prosedur mengemudi dimana mereka menggunakan gigi tinggi dan mengerem menggunakan foot brake tanpa memanfaatkan perlambatan oleh mesin dan exhaust brake," pungkas Wildan.
(dry/rgr)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah