Cerita Rian Bantu Pengembangan PO Haryanto: Bapak di Jakarta, Saya Bagian Timur

Luthfi Anshori - detikOto
Jumat, 06 Jan 2023 15:26 WIB
Garasi PO Haryanto di Kudus, Jawa Tengah. Foto: Muhammad Hafizh Gemilang/detikOto
Jakarta -

Rian Mahendra tak lagi menjabat sebagai Direktur Operasional PO Haryanto sejak Juli 2022 lalu. Rian sudah cukup lama bekerja di perusahaan otobus milik ayahnya--Haji Haryanto--tersebut. Rian pun menceritakan awal mula saat membantu perjuangan mengembangkan PO Haryanto hingga seperti sekarang ini.

"Dari awal saya ikut ngurusin bus. Bapak di Jakarta, buat ngembangin bus yang di Jakarta. Sedangkan aku di Timur itu mulai bikin manajemen, bagaimana cara gua jualan (tiket) bus kalau dari timur. Sistem keagenan yang sudah terbentuk saat itu Pati, Kudus, Purwodadi," cerita Rian ditemui detikOto di kediamannya di Solo, Kamis (5/1/2023).

Rian menjelaskan, pengembangan bisnis transportasi bus AKAP (Antar Kota Antar Provinsi) terutama dari arah timur (Jawa Tengah) ke barat (Jakarta) memiliki tantangan tersendiri, sebab penumpang tidak seramai seperti sekarang ini, ditambah nama PO Haryanto saat itu belum terlalu dikenal.

Rian Mahendra Foto: Muhammad Hafizh Gemilang/detikOto

"Otomatis saya mikir, kalau di timur ini kan beda sama di barat (Jakarta). Di barat, bus datang, penumpang naik, berangkat semua. Karena ada Terminal Pulogadung saat itu. Tapi kalau di sini (timur) kan nggak mas, penumpang datang pagi, berangkatnya sore, berarti kan harus ada sistem order atau sistem pesanan," sambung dia.

"Saat itu lah saya bikin sistem pakai menggunakan HT, zaman dulu belum ada hape, tapi masih mahal, kartu perdananya aja bahkan sampai Rp 500 ribu. Itu saya gunakan sistem HT, buat agen kalau ada penumpang minta. Tiap pagi saya bikin lembaran dari kertas HVS itu, saya kotakin pakai penggarisan, saya bentuk denah kursi, dulu jumlah joknya 59 seat, ntar kalau ada orang telpon dari Pati minta saya tulis," kata Rian lagi.

"Ntar dari pagi sampai sore di kantor menuhin kursi, terus siang nyiapin bus, sorenya sisa kursinya saya bawa ke terminal kudus, saya caloin ke teman-teman buat jualan kursi yang tersisa. Itu yang saya lakukan selama bertahun-tahun. Yang tadinya HT sekarang jadi hape, mulai ada grup aplikasi, jadi semua berubah sesuai perkembangan zaman, sampai sekarang sudah semi komputer," lanjut putra pertama Haji Haryanto tersebut.

Menurut Rian, salah satu tantangan bisnis yang dihadapi usaha transportasi bus AKAP adalah bagaimana cara PO 'merawat' konsumen atau pelanggan di rute atau trayek yang sudah dipegang tersebut.

"Setelah (membuka) rute-rute baru (PO Haryanto), otomatis 'maintenance' (merawat rute-rute tersebut). Kita ngebuka kan harus ngejaga. Nah, maintenance ini membutuhkan waktu dan tenaga," cerita dia.

"Kalau kalian tahu, PO Haryanto ini kan hidupnya nggak dari (trayek) Kudus aja. 2009 aku ekspansi ke Madura, 2012 aku ekspansi ke Solo. Karena aku harus maintenance semua wilayah. Gimana caranya? Menjaga kualitas mutu pelayanan agen-agenku, menjaga kualitas pelayanan penumpang-penumpangku, menjaga kualitas SOP standar operasional yang sudah aku terapkan di semua rekan-rekan kerjaku yang ada di setiap wilayah. Makanya aku rotasi, muter terus, sampai jarang pulang," kata Rian.



Simak Video "Kisah Sukses Pemilik PO Haryanto Ternyata Pernah Jualan Es Keliling"

(lua/lth)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork